Wakil Wali Kota: Dana yang Dikelola Baznas Bisa Jadi Alternatif Menyelesaikan Permasalahan Sosial

CIREBON- Pemerintah daerah (Pemda) Kota Cirebon akan selalu mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh Baznas. Dana yang dikelola Baznas bisa menjadi dana alternatif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan krusial yang mendesak di kehidupan sosial saat ini.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati, usai memberikan sambutan dalam rangka Pendistribusian Kepada Imam Masjid/Guru Ngaji, Marbot dan Petugas Pengangkut Sampah di Griya Sawala DPRD Kota Cirebon, Rabu, 14 Agustus 2019.

“Kami berikan support penuh pada aktivitas yang dilakukan oleh Baznas Kota Cirebon,” ungkap Eti. Karena itu, Eti berharap kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Pemda Kota Cirebon untuk bisa menyalurkan zakat, infaq maupun shadaqoh mereka di Baznas Kota Cirebon.

“Saya yakin teman-teman ASN sebenarnya sudah berzakat, hanya saja penyalurannya tidak di Baznas ini,” ungkap Eti.

Eti yakin, saat ini Baznas sudah profesional dan transparan terhadap dana zakat, infaq dan shadoqah yang mereka kelola.

“Karena sumber dana yang ada di Baznas bisa menjadi dana alternatif untuk penyelesaian sejumlah permasalahan krusial dan mendesak di kehidupan sosial kita saat ini,” ungkap Eti.

Ini juga selaras dengan pencapaian visi Sehati, Sehat, Hijau, Agamis, Inovatif, Kota Cirebon di berbagai sektor pembangunan.

Dari sudut pembangunan, lanjut Eti, zakat juga memiliki tujuan yang sangat mulia. Yaitu menggalang jiwa dan semangat solidaritas sosial di kalangan masyarakat.

“termasuk dengan mendekatkan jarak kesenjangan sosial ekonomi yang ada di masyarakat,” ungkap Eti.

Karena itu, Eti mengajak kepada ASN yang ada di Kota Cirebon untuk bisa menyalurkan zakat, infak dan shadaqoh mereka melalui Baznas. “Potensi kita besar, ada sekitar 6 ribu ASN,” ungkap Eti.

Sementara itu, Ketua Baznas Kota Cirebon, Mohamad Taufik, S.Ag, menjelaskan jika distribusi dari Baznas Kota Cirebon kali ini memang dilakukan di gedung DPRD Kota Cirebon.

“Kita berupaya mengundang rakyat untuk datang ke rumah mereka sendiri,” ungkap Taufik. Tidak hanya itu, mereka juga berupaya untuk mendapatkan dukungan yang kuat baik dari eksekutif maupun legislatif untuk pengelolaan zakat, infak dan shadaqoh. “Pemda merupakan support utama kita, “ ungkap Taufik.

Saat ini, lanjut Taufik, telah keluar Perwali No 8 tahun 2019 tetang zakat profesi untuk ASN yang ada di Kota Cirebon. Perwali tersebut baru ditetapkan Maret tahun ini dan berlaku mulai Juni 2019.

“setiap bulan kita baru mendapatkan sekitar Rp 50 jutaan,” ungkap Taufik. Padahal potensi zakat dari sekitar 6 ribuan ASN yang ada di Kota Cirebon bisa mencapai 600 jutaan setiap bulannya.

Ketua Baznas Jabar, KH Arif Ramdani, M.H., menjelaskan jika potensi zakat di Indonesia sangat besar. “se Indonesia, potensinya bisa mencapai Rp 233 triliun,” ungkap Arif.

Sedangkan untuk Jabar, potensi zakatnya mencapai 26,7 triliun. “kami sendiri baru mampu mengumpulkan sekitar Rp 800 miliar, masih di bawah 1 persen,” ungkap Arif.

Karena itu, ke depannya mereka akan terus berupaya agar kepala daerah bisa mendorong ASN yang ada di daerah mereka menyalurkan zakat melalui Baznas.

Ada pun penerima manfaat dari Baznas Kota Cirebon yang diberikan yaitu untuk imam masjid atau guru ngaji, marbot dan petugas pengangkut sampah. Untuk imam masjid atau guru ngaji diberikan kepada 2018 orang yang masing-masing mendapatkan Rp 250 ribu, untuk marbot diberikan kepada 132 orang dengan masing-masing mendapatkan Rp 250 ribu dan untuk petugas pengangkut sampah diberikan kepada 247 orang dengan masing-masing mendapatkan sebesar Rp 200 ribu.

Selain itu juga diberikan bantuan dari Baznas Jabar ke Baznas Kota Cirebon berupa bantuan 40 paket alat-alat sekolah serta bantuan dana LAB (Layanan Aktif Baznas) sebesar Rp 20 juta.