[vc_row][vc_column][vc_column_text]
DAFTAR SITUS / BENDA CAGAR BUDAYA
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_tta_tabs][vc_tta_section title=”BANGUNAN CAGAR BUDAYA” tab_id=”1612326299500-05d61366-ebd4″][vc_column_text]
- Balaikota Cirebon
- Gedung Kerisidenan
- Pendopo Kebupaten Cirebon
- Gedung Bank Indonesia
- Gedung Bank Mandiri ( Bank Dagang Negara )
- Gedung Eks. Kantor Pangkalan TNI AL
- Mesjid Al- Athyah ( Masjid Abang )
- Mesjid Agung sang Ciptarasa
- Masjid Baitul Karim ( Pesambangan )
- Klenteng Talang
- Klenteng Winaon
- Vihara Dewi Welas Asih
- Gereja Bala Keselamatan
- Gereja Santo Yosep
- Stasiun Kereta Api Kejaksan
- Stasiun Kerata Api Perujakan
- Gedung PT. BAT Company
- Pabrik Tenun Parujakan
- Menara PDAM Perujakan
- Bangunan Riel Ade Irma Suryani
- Rumah Sakit Umum Gunung Jati
- SD Negeri Pulasaren
- Gudang PT. VTP Yala Githa Tama
- Gudang Bank BNI ( Bank Syariah )
- Gudang Bank Exim
- Gudang Bea Cukai
- Gudang Jalan Benteng
- Petilasan Sunan Kalijaga
- Makam Syekh Maulana Maghribi
- Makan Wiracula ( Sam Cay Kong )
- Gedung Tjipta Niaga ( Persero )
- Gedung PT. DPC Gapenci
- Gedung PT. AVON
- Gedung Eks. Hotel Grand
- Gedung Kantor Pt. Pos Indonesia
- SMP Negeri 1 Cirebon
- SMP Negeri 15 Cirebon
- SMP Negeri 16 Cirebon
- SPK dan AKPER Dept. Kesehatan
- Gudang PT. VTP Banda Ghana Reksa
- Gudang Jalan Kesunean
- Gudang Jalan Sisimangaraja
- Makam Syekh Lemah Abang
- Menara PDAM Tuparev
- Mesjid Agung At- Taqwa
- Hotel Gadjah
- SD Negeri Kebon Baru
- SMP Negeri 1 Cirebon
- Tugu Kemerdekaan
- LP Klas I Cirebon
[/vc_column_text][/vc_tta_section][vc_tta_section title=”DIDUGA SITUS / BANGUNAN CAGAR BUDAYA” tab_id=”1612326299500-aa989903-cbe5″][vc_column_text]
- Makam Pangeran Suryanegara – Wanacala
- Sumur Kramat dan Makam Pangeran Makdum
- Makam Panjang
- Pangeran Drajat
- Bong Cina ( Tan An Sin ) – Th. 1863 Kutiong Wanacala
- Kantor Eks. Residen ( Rumah Dinas )
- Makam dan Masjid Syekh Birawa
- Masjid Pangeran Kejaksan
- Sumur Ketandan
- Makam Kramat Suradinaya
[/vc_column_text][/vc_tta_section][vc_tta_section title=”SEKILAS GUA SUNYARAGI” tab_id=”1612326400893-e958065a-a179″][vc_column_text]Pendahuluan
Di antara situs-situs peninggalan sejarah dan purbakala di Cirebon, gua Sunyaragi adalah paling menarik untuk dikaji. Situs tersebut sebenarnya merupakan kompleks bangunan-bangunan kuno bekas taman sari dan pesanggrahan. Letaknya termasuk ke dalam wailayah kelurahan Sunyaragi, kecamatan Kesambi Kota Cirebon dan berada di atas tanah milik keraton Kasepuhan secara turun temurun.
Oleh karena banyaknya bangunan berongga dan memiliki lorong-lorong yang berliku dan gelap menyerupai gua, maka situs tersebut dikenal dengan nama Gua Sunyaragi. Akan tetapi situs tersebut sebenarnya merupakan taman klangenan atau taman sari, yang karena fungsi utamanya untuk berkhalawat atau untuk bertahanuts atau dengan kata lain untuk menyepi, maka dikenal pula dengan sebutan taman klangenan Sunyaragi (Sunya berarti sunyi atau sepi, ragi berarti raga).
Situs gua Synyaragi pernah mengalami beberapa kali perbaikan atau pemugaran, baik pada jaman Sultan Sepuh IX, pada jaman kolonial maupun pada masa sekarang. Tercatat pada masa sekarang dipugar oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan selama delapan periode (sejak tahun anggaran 1977/1978 sampai tahun anggaran 1984/1985 lalu ditambah dengan pemagaran tahun 1989/1990 dan 1990/1991).
Sekarang situs gua Sunyaragi berstatus sebagai obyek wisata sejarah yang tidak jarang juga dijadikan obyek penelitian untuk karya-karya ilmiaah. Bentuknya yang menarik dan gaya arsitekturnya yang unik, telah mengundang minat para ilmuwan untuk mengkajinya lebih dalam dan lebih luas lagi.
Perkiraan Angka Tahun
Walau pun telah mengalami pemugaran, tidak kurang dari delapan peuluh empat persen Gua Sunyaragi yang terdiri atas bangunan-bangunan kuno, masih asli dalam keadaan utuh. Sisanya yang hanya enam belas persen telah mengalami renovasi dalam arti penggantian material bahan konstruksi.
Dari keadaan seperti itu dapat kita amati dan kita cermati sehingga menghasilkan suatu asumsi yang meyakinkan tentang adanya pentahapan berdirinya Gua Sunyaragi, walau pun versi Caruban Nagari (yang muncul mulai tahun 70-an) hanya menyebutkan angka tahun 1703 M.
Selain dari corak ragam hias, pola-pola bangunan dan bahan-bahan konstruksi, pertahapan berdirinya Gua Sunyaragi juga diperkuat dengan adanya beberapa candrasengkala. Candrasengkala-candrasengkala yang telah diketahui di sana semuanya hanya candrasengkala memet yakni berupa relief dan patung-patung saja, bukan berupa tulisan kalimat-kalimat atau kata-kata. Hal tersebut memang mempersulit orang awam untuk mengetahui angka tahun secara langsung.
Candrasengkala-candrasengkala tersebut letaknya tidak pada satu tempat tetapi menyebar ke tampat-tempat strategis yang satu sama lain terpisah. Berikut ini adalah deskripsi tentang candrasengkala-candrasengkala tersebut :
- Di Depan Gua Peteng
- Bentuk: Patung Gajah Derum di atas Air
- Bunyi Candrasengkala: Gajah Derum Tirta Linuwih
- Pengertian dalam bahasa Indonesia: Gajah Derum (semacam rebahan air berlebih.
- Alih Wilangan: Gajah=8, Derum=5, Tirta=4 dan
- Pengertian dalam Bahasa Indonesia: Gajah Derum (semacam rebahan)air berlebih.
- Alih wilangan: Gajah=8, Derum=5, Tirta=4 dan Linuwih=1
- Tahun Saka: 1458
- Tahun Masehi: 1458 + 78 = 1536 M
- Di Tepi Barat Taman Bujenggi
- Bentuk: Patung Garuda dililit Ular
- Bunyi Candrasengkala: Bujangga Ratu Obahing Bumi
- Pengertian dalam Bahasa Indonesia: Ular Raja Penggerak Bumi (dua kata terakhir digambarkan dengan garuda)
- Alih Wilangan: Bujangga=8, Ratu=1, Obah=6 dan Bumi = 1
- Tahun Saka: 1618
- Tahun Masehi: 1618+78 = 1696 M
- Di Depan Gua Arga Jumut
- Bentuk: Monumen Relief Senjata Api
- Bunyi Candrasengkala: Braja Asta Rasaning Bumi
- Pengalihan dalam Bahasa Indonesia: Senjata Tangan Indahnya Bumi
- Alih Wilangan: Braja=5, Asta=2, Raras=6 dan Bumi=1
- Tahun Saka: 1625
- Tahun Masehi: 1625 + 78 = 1703 M
[/vc_column_text][/vc_tta_section][/vc_tta_tabs][/vc_column][/vc_row]