KOTA CIREBON – Keraton Kasepuhan senantiasa mentaati dan menjaga kelestarian berbagai tradisi dengan menggelar tradisi bubur sura di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 Bulan Muharam pada kalender Tahun Hijriah, atau pada tahun 2012 ini jatuh di hari Minggu, 25 November 2012.
Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat mengatakan, tiap tradisi mengandung makna dan nilai tersendiri. Oleh karena itu, sampai kapanpun pihaknya senantiasa berusaha menjaga nilai-nilai tersebut.
“Bubur Sura ini akan dicampur dengan berbagai macam umbi-umbian, seperti talas, ubi kacang dan lainnya. Kemudian, di atasnya diberikan jeruk garut, perkedel, ditaburi serundeng, goreng bawang, kemangi, cabe, dan pelengkap lainnya,” katanya.
Sultan menambahkan, Bubur Sura itu akan dibagikan sekitar pagi hari pada para warga, abdi dalem, masyarakat Magersari, kaum Masjid Pejlagrahan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, dan seterusnya.
Tradisi Bubur Sura, yang berketepatan pada tanggal 10 Muharam Hijriah ini juga sebagai memperingati Hari Anak Yatim dalam tradisi Islam di Jawa. Selain itu tanggal 10 Muharam, juga menyimpan sebuah peristiwa di mana, Nabi Nuh beserta pengikutnya selamat masuk ke dalam bahtera sebelum banjir dahsyat meluluhlantahkan daratan.
“Yang tidak boleh luput adalah pemaknaan atas apa yang telah sebelum ini, agar Cirebon tetap memiliki identitasnya tersendiri. Selain itu kita harus harus bersyukur telah diselamatkan dari segala bencana, dan kita harus hidup sederhana dan prihatin, harus selalu ingat anak yatim dan fakir miskin, manusia tidak berdaya hanya Allah yang Maha kuat dan Maha besar,” ujarnya.