SILAHTURAHMI DAN MUSYAWARAH KEBANGSAAN “DALAM RANGKA MENJAGA KEUTUHAN NKRI”

 

IMG-20170129-WA0017CIREBON – Dalam menjaga keutuhan NKRI serta menjalin tali silahturahmi, Keraton Kasepuhan menggelar kegiatan seminar yang dihadiri oleh Wali Kota Cirebon Drs. Nasrudin Azis, SH,  Wakil Presiden RI Ke-6 Jend Purn TNI H. Try Sutrisno, Lentjend Purn TNI Tedjo Edi, Laks Purn Tni, Slamet Subijanto, Rektor UMS Muhamadiyah Sukabumi, Prof Dr. H Sakti Alamsyah, Aster Kol Inf Nico Fahrizal, Pimpinan Pondok Pesantrem Tebu Ireng, Dr. (H.C). Ir. KH Sholahuddin Wahid, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, Dr. KH Musta’in Romli, Minggu (29/1) di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Diungkapkan Wali Kota Cirebon, Drs. Nasrudin Azis, SH mengatakan bahwa adanya kegiatan ini sangatlah baik untuk dilaksanakan. Mengingat kini banyak konflik yang sering terjadi di berbagai daerah tanah air sehingga adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjaga keutuhan dan kebersamaan yang ada di Negara Indonesia. “ Saya sangat senang adanya kegiatan ini, terutama saya juga berterima kasih kepada pak Jend Purn TNI H. Try Sutrisno selaku mantan wakil presiden ke-6 Republik Indonesia yang telah menghadiri dan menjadi keynote speaker dalam acara silahturajmi dan dialog kebangsaan di keraton kesepuhan, “ ujarnya.IMG_0417

Azis juga berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membangun kebersamaan yang lebih baik lagi serta dapat menjaga keutuhan NKRI. Sementara menurut mantan Waprs RI Ke-6, Jendral (Purn) Try Sutrisno menjelaskan NKRI dapat bertahan apabila UUD 1945 dikembalikan ke awal, karena sesungguhnya pada pola amandemen mestinya proses referendum yang diserahkan kembali kepada rakyat. Tetapi proses yang sudah diatur dalam aturan tersebut tidak diimplementasikan dalam amandemen UUD 1945.

“ Oleh sebab itu, jika negeri ini ingin persatuan yang utuh jangan sekali-kali melupakan sejarah dan apabila ada perbedaan tidak bisa diselesaikan dengan cara liberal, kita kembali ke Pancasila sila ke-4 yakni dengan cara musyawarah mufakat. Pancasila ini harus ditanamkan sebagai ideologi dan sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. “ tandasnya. ***