Kota Cirebon – Kenaikan nilai bantuan walikota (bawal) hingga mencapai Rp 50 juta tahun ini disambut gembira pengurus RW di Kota Cirebon. Mereka juga meminta alokasi non fisik ditingkatkan.
“Kami tentu gembira dengan naiknya nilai bantuan walikota,” ungkap Gatot, ketua RW 01 Kutagara Utara, Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan. Tahun lalu, mereka menerima bawal sebesar Rp 20,2 juta. Bawal tersebut digunakan untuk membangun lingkungan mereka, baik itu pembangunan fisik maupun non fisik. Karena selama ini, lanjut Gatot, pembangunan seringkali dilakukan di luar kampung, namun di dalam kampung sendiri tidak ada.
Selanjutnya Gatot berharap dengan naiknya angka bawal ini alokasi untuk pembangunan non fisik lebih ditingkatkan. “Kalau untuk pembangunan fisik terbantu dengan adanya bantuan musrenbang,” ungkap Gatot. Alokasi dana non fisik tersebut diantaranya untuk dana kesekretariatan. Selama ini, lanjut Gatot, alokasi untuk kesekretariatan hanya di kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Jumlah ini dianggap belum mencukupi karena administrasi yang harus mereka layani di tingkat RT cukup banyak.
Selain itu alokasi non fisik lainnya diantaranya untuk permodalan. Menurut Gatot, banyak warga di lingkungannya yang sebenarnya ingin membuka usaha maupun meningkatkan usaha yang mereka lakukan namun terkendala dana. Jika bawal nantinya bisa digunakan untuk permodalan, maka bisa dijadikan modal bergulir untuk warga lainnya. “Sehingga semua warga bisa ikut menikmati manfaat dari bawal ini,” ungkap Gatot.
Seperti diketahui, tahun ini bawal untuk setiap RW di Kota Cirebon naik hingga mencapai angka Rp 50 juta. Bahkan saat ini sosialisasi penggunaan bawal tersebut sudah dilakukan dan pencairannya dijanjikan di triwulan pertama tahun ini. Dengan pencairan yang dipercepat, maka pembangunan di tingkat RW juga bisa berjalan sesuai dengan program yang telah direncanakan.