Resmikan Sentra UMKM, Wali Kota: Jadikan Alun-alun Kejaksan Sentra Pariwisata di Kota Cirebon

Resmikan sentra UMKM, Wali Kota Cirebon minta Alun-alun Kejaksan dijadikan sentra kegiatan pariwisata. Amanah yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar diminta untuk dilaksanakan sebaik-baiknya.

“Hari ini merupakan hari yang membahagiakan bagi kami,” ungkap Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, S.H., saat meresmikan pembukaan sentra UMKM di Alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon, Selasa, 8 Juni 2021. Menurut Azis, ide untuk membangun sentra UMKM bersamaan dengan revitalisasi Alun-alun Kejaksan merupakan ide dan mahakarya hebat.

Adanya sentra UMKM melengkapi destinasi wisata di Alun-alun Kejaksan. Wisatawan yang melakukan wisata religi di Masjid Raya At Taqwa sekaligus bisa berwisata di Alun-alun Kejaksan yang letaknya saling berhadapan. Dengan adanya sentra UMKM, wisatawan sekaligus bisa membeli oleh-oleh sebagai kenang-kenangan untuk keluarga tercinta. “Bahkan wisatawan juga bisa berkuliner di Alun-alun Kejaksan ini,” ungkap Azis.

Pada kesempatan itu, Azis juga berpesan kepada Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DPKUKM) untuk melakukan pembinaan terhadap pedagang kuliner yang berjualan di Alun-alun Kejaksan. “Kita dulu sepakat, tidak ada pedagang kaki lima (PKL) di bahu jalan,” ungkap Azis. Semua disatukan menempati salah satu sisi di Alun-alun Kejaksan yang menjadi sentra PKL.

“Mohon tempatnya dibikin senyaman dan sebersih mungkin, walaupun tempatnya minimalis,” ungkap Azis. Tidak hanya itu, cita rasa makanan dari pedagang kuliner yang berjualan di Alun-alun Kejaksan juga diminta untuk diperbaiki. Dengan perbaikan cita rasa makanan yang dijual oleh pedagang kuliner di Alun-alun Kejaksan, Azis yakin wisatawan tidak akan pergi kemana-mana untuk mencari kuliner. “Cukup disini,” ungkap Azis.

Azis juga berpesan agar Alun-alun Kejaksan yang sudah direvitalisasi bisa dijaga dengan baik. Mulai dari kebersihan dan keamanannya. “Jaga amanah yang sudah diberikan Pemprov Jabar dengan sebaik-baiknya,” pinta Azis.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si., menjelaskan, ke depannya mereka akan bekerja sama dengan travel agent, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan stakeholder terkait lainnya untuk bisa menjadikan Alun-alun Kejaksan sebagai tempat singgah wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon. “Kita disini juga terus akan berbenah,” ungkap Agus. Salah satunya menjadikan lantai kedua untuk pengembangan ekonomi kreatif, terutama kesenian, sehingga bisa menjadi magnet pertunjukkan untuk menarik orang dan wisatawan berkunjung ke Kota Cirebon.

Kepala DPKUKM Kota Cirebon, drh. Hj. Maharani Dewi menjelaskan sentra UMKM di Alun-alun Kejaksan dikelola oleh enterpreneur muda. “Mereka akan melakukan penjualan tidak hanya offline, namun juga online,” ungkap Maharani. Baik itu melalui aplikasi maupun melalui pesan Whatsapp (WA).

Sedikitnya ada 200 produk dari 70 UMKM di Kota Cirebon yang mengisi sentra UMKM di Alun-alun Kejaksan. Untuk UMKM yang produknya dijual di tempat tersebut memiliki sejumlah syarat, di antaranya memiliki KTP Kota Cirebon dan memiliki surat keterangan usaha atau nomor induk berusaha. “Serta memiliki komitmen untuk siap memajukan UMKM di Kota Cirebon,” ungkap Maharani. Kedepannya, sentra UMKM di Alun-alun Kejaksan juga akan menjual produk yang dihasilkan oleh teman-teman disabilitas di Kota Cirebon.

Menyinggung arahan Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, S.H., untuk membina pedagang kuliner di Alun-alun Kejaksan, Maharani mengungkapkan mereka akan melakukan kerjasama dengan pihak lain, seperti chef atau ahli di bidang makanan. “Sehingga bisa diupayakan standar rasa makanan, seperti empal, itu seperti apa,” ungkap Maharani. Sehingga wisata, membeli oleh-oleh, dan kuliner bisa dilakukan di satu titik yaitu Alun-alun Kejaksan.