Keuangan merupakan salah satu fasilitas yang harus tersedia agar pembangunan tetap berlangsung. Dengan tersedianya anggaran yang optimal diharapkan pembangunan dapat berjalan lancar sesuai dengan tahapannya dan berkesinambungan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Di bawah ini disajikan data keuangan daerah yang bersumber dari Pemerintah Kota Cirebon berupa realisasi penerimaan, belanja aparatur daerah dan belanja pelayanan publik.
Penerimaan pemerintah daerah merupakan salah satu faktor utama untuk membiayai pembangunan. Penerimaan pemerintah daerah bersumber dari pendapatan asli daerah yang meliputi pajak, retribusi, laba BUMD dan penerimaan lainya, pajak daerah dan bantuan pemerintah pusat. Realisasi penerimaan Pemerintah Kota Cirebon dari tahun ke tahun terus meningkat (lihat Grafik 11.1.). Pada tahun anggaran 2005 penerimaan mencapai 269,7 miliar rupiah, sementara itu pada tahun anggaran 2008 meningkat menjadi 555,2 miliar rupiah.
Pos penerimaan terbesar masih diperoleh dari bagian Dana Perimbangan yaitu sebesar 436,9 miliar rupiah atau sekitar 81,3 persen dari seluruh penerimaan daerah, penerimaan terbesar kedua berasal dari Bagian Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar 56,1 miliar rupiah atau sebesar 16,0 persen dari seluruh penerimaan daerah.
Besarnya Dana Perimbangan ini, terutama merupakan kontribusi dari dana alokasi umum (DAU) kepada pemerintah daerah Kota Cirebon yang pada tahun 2008 jumlahnya mencapai 340,67 miliar rupiah atau sebesar 81 persen dari total penerimaan.
Pada tahun anggaran 2008 ini untuk realisasi belanja tidak langsung dan belanja langsung, tercatat belanja tidak langsung langsung sebesar 290,7 miliar rupiah dan belanja langsung sebesar 243,2 miliar rupiah. Dari sejumlah belanja tidak langsung, yang menggunakan keuangan terbesar adalah untuk pos belanja pegawai yaitu sebesar 244,2 miliar rupiah. Sementara itu untuk belanja langsung, pos terbesar adalah untuk belanja barang dan jasa yaitu sebesar 118,2 miliar.
Usaha yang berbentuk koperasi diharapkan dapat menjadi pilar dari perekonomian nasional. Karena badan usaha berbentuk koperasi pada dasarnya dimiliki oleh para anggota yang berasal dari masyarakat, maka apabila koperasi maju yang akan diuntungkan adalah masyarakat yang menjadi anggota koperasi. Yang pada gilirannya, kemajuan koperasi ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun sampai saat ini koperasi belum menjadi badan usaha yang dominan dalam perekonomian nasional. Jumlah Koperasi di kota Cirebon tahun 2008 sebanyak 249 buah koperasi dengan anggota aktif sebanyak 40.351 orang. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 231 buah koperasi dengan anggota sekitar 39.313 orang.
Untuk memperoleh informasi lebih lanjut dapat di unduh (Keuangan dan Harga) disini.