CIREBON – Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon berupaya secara maksimal dalam menangani stunting atau kurang gizi pada anak yang ada di Kota Cirebon.
Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati mengakui, di sejumlah titik di Kota Cirebon masih terdapat anak yang mengalami stunting. Hal itu menjadi perhatian khusus pihaknya.
“Setiap keluarga harus memperhatikan dan mengoptimalkan 1.000 hari pertama kehidupan. Selama kurun waktu ini pemenuhan gizi sangat penting agar pertumbuhan anak bisa optimal,” ungkap Eti, Sabtu (26/2/2022), dalam agenda Webinar Hari Gizi Nasional ke-62 di Hotel Grage Cirebon.
Berbicara tentang gizi anak, kata Eti, selain orangtua, juga tidak lepas dari peran para kader Posyandu di setiap kelurahan. Mereka berada di garda depan dalam upaya pencegahan stunting.
“Kekuatan Posyandu tidak lepas dari peran kader. Mereka adalah aset berharga dalam menyukseskan upaya penurunan stunting,” katanya.
Pemda Kota Cirebon sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada seluruh kader posyandu yang sudah mengabdikan diri selama ini.
“Kami sangat berterimakasih, sudah memperhatikan kesehatan anak-anak penerus bangsa,” ucap Eti.
Hal serupa disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr. H. Edy Sugiarto, M.Kes. Menurutnya, stunting di Kota Cirebon tidak terlalu parah, tetapi masih menjadi ancaman. “Makanya bagi ibu hamil, gizi harus terus diberikan,” kata Edy.
Edy menambahkan, pemenuhan gizi adalah kunci dari upaya pencegahan stunting. Sebab, melalui pemenuhan gizi pada anak, dapat mencetak generasi sehat dan unggul.
Sementara itu, Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Kota Cirebon, Tursiwi Widiarti, M.K.M., mengatakan, pencegahan dan penanganan stunting harus melibatkan berbagai sektor.
“Sebagai pejuang pemenuhan gizi, kita juga jangan bosan untuk menyosialisasikan serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi pada anak,” katanya.