Cirebon- Ruang Prabayaksa Balai Kota Cirebon seolah menjadi panggung bagi harapan-harapan kecil tumbuh. Dalam nuansa hangat namun penuh semangat, lima kelurahan terbaik dari lima kecamatan di Kota Cirebon tampil memaparkan inovasi unggulan mereka dalam ajang Penilaian Tahap Pemaparan Anugerah Gapura Sri Baduga Tingkat Kota Cirebon 2025, Rabu (10/9/2025).
Ajang ini bukan sekadar kontestasi administratif, melainkan ruang afirmasi, bahwa dari gang-gang sempit dan sudut-sudut kota, lahir ide-ide besar yang menjawab tantangan zaman. Dari isu stunting hingga pelestarian budaya, dari pengelolaan sampah hingga digitalisasi pelayanan masyarakat, segala rupa inovasi disuguhkan dengan kebanggaan.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi menegaskan bahwa lomba ini bukan sekadar kegiatan formalitas, melainkan merupakan sarana evaluasi terhadap kualitas tata kelola pemerintahan kelurahan, mutu pelayanan publik, serta terobosan pembangunan yang telah dilakukan.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi pemicu semangat bagi para lurah dan jajarannya untuk terus berinovasi, sehingga kualitas layanan publik meningkat dan membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Sekda.
Sebanyak lima kelurahan yang mewakili masing-masing kecamatan hadir untuk memaparkan program dan inovasi. Diantaranya Kelurahan Sukapura mewakili Kecamatan Kejaksan datang dengan napas gotong royong. Mulai dari inovasi Ingsun Titip Anak Yatim (grup karang taruna yang menjalankan kaleng berkah untuk anak yatim dan dhuafa)
Ingsun Titip Tajug (giat bebersih mushola) hingga GEPUK JAWARA yakni gerakan warga untuk pemberantasan sarang nyamuk. Di balik akronim lainnya seperti NGASIH GAJI MERTUA (pemberian paket sembako dan cek kesehatan bagi ODGJ), NELI ANTIS (kegiatan untuk para lansia), dan program inovasi lainnya tersembunyi semangat kesetiakawanan sosial yang hidup dan nyata.
Kemudian di Kelurahan Kasepuhan yang mewakili Kecamatan Lemahwungkuk, merajut sejarah dan lingkungan lewat berbagai program inovatifnya. Seperti Batik Godong Djati dan Topeng Mandalangan berbicara tentang warisan budaya. Ada juga GEMESIN (Gerakan Mencegah Stunting) dan HATARI (Kunjungan Ibu Hamil dan Bayi Berisiko Tinggi) yang menyentuh isu krusial stunting dan kesehatan ibu-anak. Tidak hanya itu, komik strip sebagai sarana edukasi dan sosialisasi pelayanan.
Lalu Kelurahan Kecapi yang mewakili Kecamatan Harjamukti mengangkat pendidikan usia senja melalui program inovatif SMART KECAPI, sekolah lansia pertama di wilayahnya. Ada pula One Moon Eeg, program pemberian telor kepada balita stunting.Teras Baca dan Bank Sampah Kemuning menjadi pelengkap narasi bahwa literasi dan lingkungan bisa berjalan beriringan.
Kelurahan Pulasaren yang mewakili Kecamatan Pekalipan menjawab tantangan zaman dengan DIGI PKK, aplikasi digital untuk pelaporan PKK. Kemudian ASTAGA, sebuah program integrasi akta lahir, edukasi gizi, dan stunting menjadi wujud konkret inovasi layanan publik berbasis data.
Kelurahan Karyamulya yang mewakili Kecamatan Kesambi hadir dengan SIPENOL, sistem pengantar online antar-RT yang memangkas birokrasi dan memudahkan koordinasi. Program Bank Sampah Berkasih juga menjadi manifestasi kesadaran lingkungan yang dibalut kebersamaan.
Setiap kelurahan menampilkan kisahnya, bukan dengan angka semata, tapi dengan wajah-wajah warga, kisah nyata, dan gerakan kolektif yang menyentuh akar permasalahan.
Sekda menjelaskan bahwa penilaian dilakukan melalui tiga aspek utama: administrasi, pemaparan, dan verifikasi langsung di lapangan. Kelurahan yang memperoleh nilai tertinggi secara keseluruhan akan dipilih untuk mewakili Kota Cirebon di ajang tingkat provinsi.
“Penting kesiapan masing-masing kelurahan dalam menghadapi proses verifikasi lapangan, agar data dan program yang disampaikan selaras dengan kondisi riil di masyarakat,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra), Sutikno juga menambahkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada surat edaran Gubernur Jawa Barat terkait penyelenggaraan Anugerah Gapura Sri Baduga.
“Tujuan utamanya adalah menggali potensi riil di setiap kelurahan serta mendorong aparatur bekerja lebih baik dalam tata kelola, pembangunan, dan pelayanan masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tahapan penilaian mencakup seleksi awal di tingkat kecamatan, dilanjutkan dengan pemaparan di tingkat kota, dan terakhir verifikasi lapangan oleh tim penilai. “Hasil penilaian dari keseluruhan tahapan tersebut akan menentukan kelurahan dengan kinerja terbaik yang layak diajukan ke tingkat provinsi,” pungkasnya.
Dokumentasi: Devi Triya Andriyani
Pengolah Informasi : Mike Dwi Setiawati
Narahubung: Admin Prokompim (082120387359)
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kota Cirebon
Jalan Siliwangi No. 84, Kota Cirebon, 45124