Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Harus Diberikan Kepada Pelajar

CIREBON- Pelajar cenderung hanya menggunakan produk digitalisasi untuk gaya tapi minim penggunaan manfaat atau rendah penempatannya. Aturan pelarangan telefon selular dan kendaraan bermotor akan segera dikeluarkan.

Demikian diungkapkan Penjabat Wali Kota Cirebon, DR H. Dedi Taufik, MSi dalam acara talk show dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Kota Cirebon 2018 di Gedung Edu Global, Senin, 30 April 2018. Dedi mengatakan jiwa anak yang masih labil dan penasaran membuat anak sekarang cenderung mencari jati diri. “Maka dari itu ada pembentukan karakter mulai pendidikan anak usia dini. Hal ini akan dibuat regulasi untuk larangan (menggunakan HP) karena saya melihat di beberapa SMP yang memang tidak tepat menggunakan HP. Karena banyak (informasi) hal negatif yang justru mereka terima,” ungkap Dedi.

Dedi menambahkan persoalan tersebut harus dihadapi bersama bukan hanya tugas guru saja. Untuk membahas persoalan tersebut harus duduk bersama dari berbagai unsur antara lain orang tua, kalangan akademisi, tokoh masyarakat, perwakilan perlindungan anak dan lainnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Drs. H. Jaja Sulaeman, MPd yang menggambarkan diperlukan penguatan pendidikan karakter disamping kemampuan akademis bagi pelajar sekarang. Walaupun pendidikan karakter sudah digulirkan sejak adanya kurikulum 2013 namun harus ditambah penguatannya. “Karena persoalan antar UU (Undang-Undang red.)  perlindungan guru dan dosen dengan anak kadang sering bertabrakan. Hal ini membuat guru jadi serba takut untuk melangkah (guru) dikriminalisasi. Kita tidak bisa biarkan agar pendidikan kita berlangsung dengan nyaman,” kata Jaja.

Selanjutnya Jaja pun menambahkan jika dalam waktu dekat pihaknya akan berupaya untuk membahas satu draft mengenai keputusan wali kota Cirebon. Keputusan tersebut akan mengatur mengenai penggunaan kendaraan bermotor dan telefon selular pada anak didik di Kota Cirebon. “ peraturan wali kota ini sebagai penguatan dari aturan yang sudah ada sebelumnya,” kata Jaja. Penggunaan telefon selular apalagi berjenis android dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi anak-anak belajar. Sedangkan membawa kendaraan bermotor jelas dilarang karena mereka masih di bawah umur dan belum memiliki SIM. “Juga untuk menekan angka kecelakaan,” ungkap Jaja.

Jaja pun berharap di peringatan hari Pendidikan Nasional ini semua pihak dan stakeholders terkait, dimulai dari guru, orangtua hingga masyarakat bersama-sama membangun pendidikan anak. Baik saat akan di rumah, di sekolah maupun masyarakat. Sehingga anak-anak didik akan tumbuh menjadi anak yang berkarakter.