KOTA CIREBON – Pemerintah Kota Cirebon bersama Komisi Penanggulangan AIDS Kota Cirebon menegaskan komitmennya dalam memerangi epidemi HIV-AIDS dengan menyelenggarakan Rapat Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS serta Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Tahun 2024-2026 pada Rabu dan Kamis, 4 – 5 September 2024.
Agenda rapat ini diselenggarakan di Ruang Rapat Asisten Pemerintahan dan Kesra, Gedung Sekretariat Daerah Kota Cirebon dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perangkat daerah terkait, organisasi masyarakat, serta komunitas peduli HIV-Aids.
Program ini menjadi inovasi progresif Kota Cirebon yang bertujuan untuk mewujudkan target Three Zero Elimination pada tahun 2030 yaitu tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat HIV/AIDS, dan tidak ada lagi stigma/diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS.
Sri Maryati, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Cirebon, menjelaskan bahwa RAD ini merupakan kelanjutan dari rencana sebelumnya yang telah berjalan pada 2019-2023 yang bertujuan memperkuat peran lintas sektor dalam mengatasi HIV-AIDS.
“RAD ini memberikan arahan strategis bagi semua pihak untuk terlibat dalam penanggulangan HIV-AIDS, termasuk pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta,” jelasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Cirebon, angka kasus HIV-Aids masih tinggi, dengan 362 kasus baru yang tercatat pada tahun 2023. Sedangkan secara kumulatif, sampai dengan bulan Desember 2023 tercatat total kasus di wilayah Cirebon sebanyak 3.070 kasus, di antaranya 2.213 kasus HIV dan 857 kasus AIDS. Angka yang signifikan ini mencerminkan besarnya tantangan yang dihadapi, tetapi juga menegaskan bahwa layanan kesehatan di Kota Cirebon sangat komprehensif dan menjadi rujukan regional bagi masyarakat dalam dan luar kota.
“RAD Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS serta PIMS Tahun 2024-2026 menghadirkan sejumlah inovasi, termasuk pelibatan pendekatan pentahelix yang mencakup kolaborasi antara unsur pemerintah, pendidikan atau akademisi, media, dunia usaha, organisasi profesi, LSM, dan masyarakat. Selain itu, dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, Kota Cirebon menjadi satu-satunya wilayah yang menyusun Rencana Aksi Daerah untuk Pencegahan dan Pengendalian HIV-Aids serta PIMS secara berkesinambungan,” papar Sri Maryati.
Penyusunan RAD ini mengusung empat strategi utama yang didesain untuk menghasilkan dampak besar yaitu 1) Strategi penguatan kepemimpinan program HIV-Aids dan PIMS di Kota Cirebon; 2) Strategi peningkatan pemahaman HIV-Aids dan PIMS secara komprehensif dan bermutu; 3) Strategi peningkatan dan perluasan akses masyarakat pada layanan HIV-Aids dan PIMS; 4) Strategi penguatan, peningkatan, dan pengembangan kemitraan dan peran serta lintas sektor dalam upaya pencegahan, penanggulangan, dan mitigasi dampak; dan 5) Strategi penguatan manajemen program melalui monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut.
Pemerintah Kota Cirebon, melalui kepemimpinan Pj. Wali Kota dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan RAD Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS serta PIMS Tahun 2024-2026. Kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan terlihat dalam proses penyusunan RAD ini, yang melibatkan lima tahapan intensif yaitu dua kali pertemuan untuk penyusunan, tiga kali pertemuan untuk pembahasan, hingga tahap diseminasi informasi.
Keterlibatan komunitas melalui Warga Peduli AIDS (WPA) turut menjadi kunci dalam mengedukasi masyarakat serta memberikan layanan kesehatan di tingkat lokal. Saat ini, WPA telah terbentuk di 20 kelurahan, dengan target seluruh kelurahan di Kota Cirebon. Tidak hanya itu, melalui dukungan organisasi internasional Global Fund, lembaga swadaya masyarakat setempat juga aktif melakukan pencegahan pada populasi kunci yang terdiri atas wanita pekerja seks (WPS), waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan pengguna napza suntik (penasun).
“Generasi emas 2045 harus bebas dari HIV-AIDS,” pungkas Sri Maryati, seraya menegaskan bahwa upaya ini akan terus ditingkatkan untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan produktif.
Penulis: Elsi Yuliyanti
Dokumentasi: Tim Dok. KPA
Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Cirebon