CIREBON – Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon komitmen entaskan anak putus sekolah. Tidak cukup Pemda, kerja sama dengan pihak lainnya sangat dibutuhkan.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati, usai meninjau RW 07 Kesunean Utara, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jumat (27/8/2021). “Tidak boleh ada putus sekolah di Kota Cirebon,” ungkap Eti.
Pemda Kota Cirebon dan juga sebagai bunda literasi, dirinya akan berupaya untuk mengentaskan anak-anak putus sekolah di Kota Cirebon. Termasuk anak-anak putus sekolah yang ada di RW 07 Kesunean.
Setelah mendapatkan laporan adanya anak putus sekolah, Eti segera meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) untuk dapat memberikan pelajaran dalam bentuk paket A hingga C di daerah tersebut. “Minimal di 3 RW. Kita sebut trio Kesunean, masing-masing RW 07, RW 08 dan RW 09,” ujarnya.
Pembelajaran, lanjut Eti, bisa dilakukan di Balai Pertemuan Kampung (Baperkam) setempat. Dalam sepekan bisa tiga kali. Namun yang terpenting, menurut Eti, yaitu terus memotivasi anak-anak agar tetap mau bersekolah. Ini dikarenakan ada yang masih semangat untuk belajar namun ada juga yang sudah terbiasa bekerja sehingga semangat belajarnya mulai hilang. “Ini yang patut kita dorong,” tegas Eti.
Ia juga meminta kerjasama dengan pihak terkait lainnya. Sehingga tidak ada lagi anak putus sekolah di Kota Cirebon.
Sementara itu, Kabid Sosial Jabar Bergerak (Jaber) Kota Cirebon, Tengku Marina menjelaskan, mereka juga telah memiliki rencana untuk mengentaskan anak-anak putus sekolah di Kesunean. “Ada bermacam tipe anak putus sekolah di sini,” kata Marina.
Untuk anak usia SD, SMP dan SMA akan diarahkan untuk mengikuti kejar paket A hingga C. Sedangkan untuk anak usia 17 tahun ke atas akan diarahkan untuk menjadi pebisnis.
Dijelaskan Marina anak-anak usia 17 tahun ke atas akan diarahkan untuk bisa menghasilkan uang dari smartphone yang dimiliki. Mereka akan diajarkan berjualan baik melalui whatsapp maupun media sosial sehingga bisa menghasilkan uang.
Dijelaskan Marina, anak usia 17 tahun ke atas ini minat sekolahnya nyaris sudah tidak ada, sehingga mereka akan diarahkan untuk mencari penghasilan.
Camat Lemahwungkuk, Adam Walesa, menjelaskan mereka akan melakukan koordinasi dengan 3 RW di Kesunean dan mengumpulkan anak-anak yang putus sekolah. Kegiatan belajar juga akan dilakukan. “Bisa paket A, B atau C,” kata Adam.
Adam juga berharap ke depannya tidak ada lagi anak-anak putus sekolah di wilayahnya. “Dengan ijazah, mereka memiliki kekuatan,” katanya. Diantaranya kekuatan untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dengan ijazah yang mereka miliki.
Sedangkan Sukarya, Ketua RW 07 Kesunean menjelaskan di wilayahnya ada sekitar 30 anak yang putus sekolah. “Alasan putus sekolah beragam,” kata Sukarya.
Mulai dari ketidakmampuan orangtua hingga pandemi. Menurut Sukarya, pandemi Covid-19 membuat anak-anak yang tidak memiliki smartphone tidak dapat belajar dengan maksimal. Hingga akhirnya mereka pun berhenti karena motivasi untuk bersekolah perlahan mulai surut.