Pemda Kota Cirebon Belanja Masalah dengan Cara Gowes

CIREBON – Belanja masalah, menjadi salah satu cara ampuh pemerintah dalam merencanakan program dan solusi dalam penyelesaian masalah.

Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon bersama Radar Cirebon memiliki cara tersendiri untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang ada di sebuah wilayah, yakni dengan cara Gowes Jumat Ceria.

Rute yang dilalui Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi M.Si bersama pesepeda lainnya yakni start di Jalan Perjuangan dan finish Balai Kota Cirebon dengan titik transit di Taman Krucuk dan lokasi Program Kotaku Kelurahan Panjunan.

Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengatakan, gowes ini dilakukan selain berolahraga, dengan gowes juga dapat menjadi cara belanja masalah di titik-titik wilayah tertentu.

“Ini gowes bersama semacam belanja masalah, transit di Taman Krucuk yang memang butuh pemeliharaan, sambil nanti koordinasi dengan provinsi terkait pengelolaannya,” ungkap Agus di sela giat gowesnya.

Setelah transit di Taman Krucuk, lanjut ke kawasan pesisir dan kembali berhenti di lokasi Kotaku di Kelurahan Panjunan.

“Disitu (lokasi Kotaku) karena ada pengerukan, nanti disitu ada kampung warna warni dan ada juga rumah susun,” ungkap Agus.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota, Eti Herawati mengungkapkan, proyek Kotaku di Kelurahan Panjunan saat ini progresnya sudah cukup baik, sudah tinggal lelang dan Juni mudah-mudahan sudah mulai pembangunan.

“Di pemukimannya nanti kita buat kampung warna-warni, tinggal nunggu progress saja, saya berharap, di akhir tahun selesai pembangunan ini, kampung warna-warni nanti kami menggandeng salah satu perusahaan cat,” jelasnya.

Untuk diketahui, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jabar, Feriqo Asya Yogananta, ST., MT., menjelaskan program Kotaku merupakan kolaborasi dan sinergitas antar pemerintah pusat dan daerah. “Serta sebagai terobosan untuk percepatan penuntasan kawasan kumuh,” ungkap Feriqo. Di Jawa Barat, lanjut Feriqo sudah cukup banyak kawasan kumuh yang ditangani bersama atas inisiatif pemerintah kabupaten dan kota serta pemerintah Provinsi Jawa barat. Kawasan kumuh yang tersisa di Jabar tinggal 649,8 hektar lagi. “Sedangkan yang di Panjunan luasnya mencapai 17,73 hektar ,” ungkap Feriqo.