ARAH pembangunan suatu daerah ditentukan oleh kepemimpinan yang andal serta ditunjang tim Sekretariat Daerah yang tangguh. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, memperhatikan betul soal ini.
Selaras dengan apa yang digaungkan Kementerian PAN-RB (Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), untuk terus menekankan pentingnya kehadiran Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi). Bertujuan agar ASN daerah bisa memastikan transformasi setiap aspek terimplementasikan secara menyeluruh.
Bey dalam sambutan pembuka Forum Perangkat Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Jabar di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, beberapa waktu lalu mengemukakan, kegiatan tersebut merupakan momentum baik dalam menyamakan visi dan persepsi terkait arah pembangunan Jawa Barat.
“Perencanaan dengan pendekatan partisipatif, salah satu pendekatan melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan,” kata Bey.
Hal ini menjadi perhatian Penjabat (Pj.) Wali Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi pula. Ketika menjadi pemimpin upacara peringatan HUT RI ke-79 di kompleks Stadion Bima, Agus menegaskan tema peringatan HUT RI tahun ini adalah “Nusantara Baru, Indonesia Maju”. Wujud simbol paradigma baru dalam perencanaan dan pembangunan yang berorientasi jauh ke depan.
“Semua pihak perlu bersinergi. Bergandeng tangan menghadapi tantangan. Aktif berpartisipasi dalam transformasi paradigma pembangunan yang baru,” ucapnya penuh semangat.
Tak lupa pihaknya mengingatkan urgensi partisipasi masyarakat dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2024. Kesuksessan pesta demokrasi lima tahunan ini bergantung pada peran aktif masyarakat, termasuk semua stakeholder dalam menjaga kondusivitas lingkungan sosial.
Agus meyakini transisi kepemimpinan yang bakal berlangsung di Kota Cirebon, mampu menumbuhkan spirit kebersamaan dan keberlanjutan pembangunan dalam mengisi kemerdekaan. Sederet prestasi dan kemajuan yang hendak dicanangkan sejatinya merupakan upaya mewujudkan Indonesia Maju.
“Kita semua mesti terus memacu diri untuk berubah. Mengembangkan inovasi, demi mewujudkan kemajuan Kota Cirebon dan bangsa Indonesia ke depan,” ujarnya.
Sementara Deputi bidang Sumber Daya Manusia Aparatur, Kementerian PAN-RB, Alex Denni menuturkan, bahwa Forsesdasi tidak hanya sebagai role model bagi ASN daerah, akan tetapi bergerak sebagai change leader (pemimpin perubahan).
Menurut dia, teman-teman Sekretaris Daerah baik Provinsi, Kabupaten, maupun Kota merupakan change leader bagi ASN di daerah. Tidak cukup hanya menjadi role model, tapi harus menjadi guardian bagi core values ASN sesuai panduan perilaku BerAKHLAK.
Forum dihadiri Penjabat Sekda Jabar, Taufiq Budi Santoso, dan sekda kabupaten / kota wilayah Jabar. Bey mengungkapkan sekretariat daerah (setda) merupakan benteng utama dari birokrasi di daerah, termasuk kabupaten kota.
“Kemajuan atau kegagalan ada di pundak sekda baik kabupaten, kota maupun provinsi. Sekda harus taat pada aturan, juga memberikan pemahaman kepada pimpinannya,” ujarnya.
Ia mengingatkan pula agar sekda menjaga integritas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan yang baik serta mengawal implementasi program pembangunan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya ingatkan bahwa kegiatan yang dilakukan diprioritaskan untuk peningkatan pelayanan publik yang benar-benar dirasakan masyarakat,” katanya. Tak hanya itu, Bey mengingatkan pengelolaan keuangan daerah harus akuntabel, efektif, dan adanya kehati-hatian dalam pengadaan barang dan jasa.
“Tetap harus kompetitif, transparan, dan mendorong dunia usaha untuk berkembang secara profesional,” ujarnya.
Bey menambahkan pula perilaku ASN yang sesuai dengan core value BerAKHLAK, terutama untuk menjauhkan diri dari perbuatan tercela dan bebas korupsi.
Ia berharap melalui forum perangkat daerah itu dapat mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Jabar, terutama dalam pelibatan peran setda sebagai unit penunjang yang strategis. Pihaknya mengininginkan forum ini dapatmembangun tujuan yang sama, yaitu memajukan Jawa Barat, juga kota dan kabupaten di Jabar.
Kementerian PAN-RB mengungkap masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan transformasi menyeluruh bagi ASN. Saat ini, pemerintah telah membagi fokus transformasi menjadi 3 hal yaitu transformasi organisasi, transformasi SDM Aparatur, dan transformasi sistem kerja.
Terkait transformasi organisasi dilakukan dengan cara delayering eselonisasi dan membangun organisasi yang agile, kolaboratif dan fleksibel. Sementara itu, transformasi sistem kerja dilakukan dengan pendekatan digitalisasi pelayanan publik dan digitalisasi proses bisnis pemerintah.
Sedangkan untuk tranfsormasi SDM aparatur, Denni menjelaskan, bahwa terdapat prinsip 6P, di mana salah satunya adalah penguatan budaya kerja dengan landasan ‘BERAKHLAK’ yang merupakan singkatan dari Beriorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, serta employer branding Bangga Melayani Bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Denni juga menekankan agar Forsesdasi berperan dalam mengawal dan bertanggung jawab atas implementasi semua inisiatif terkait transformasi ASN di unit kerja masing-masing.
Selain itu, Pimpinan daerah juga diharapkan mampu memberikan sebuah umpan balik guna kesuksesan implementasi manajemen ASN berbasis sistem merit di unit kerja masing-masing.
Penulis: Rona
DKIS Kota Cirebon