PEMBACAAN BABAD CIREBON DALAM RANGKAIAN HUT KOTA CIREBON KE 642 DI KERATON KANOMAN

Keraton Kanoman menggelar ritual pembacaan babad Cirebon, minggu malam (27/11). Bertempat di Witana, pembacaan babad Cirebon dilakukan oleh Pangeran Rohim, yang merupakan Pangeran Kumisi atau seorang pejabat berpangkat satu tingkat di bawah Patih. Pembacaan Babad Cirebon itu belangsung khidmat. Seluruh tamu undangan yang hadir mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh Pangeran Kumisi.


Ratu Raja Arimbi menjelaskan, Babad Cirebon ini menceritakan tentang perjalanan Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana dari Padjajaran menuju Cirebon. Kitab berbahasa Cirebon kuno ini menceritakan juga sedikit menyinggung keberadaan Keraton Kasepuhan, Kacirebon, dan Keprabonan. ”Babad Cirebon ini merupakan siklus dari mata rantai dalam simbol sejarah Cirebon,” jelasnya.


Konon, Witana, yang dijadikan sebagai tempat dibacakannya Babad Cirebon, merupakan bangunan pertama yang dibuat oleh Pangeran Cakrabuana bersama 52 orang yang berbeda suku dan agama, ketika tiba di Cirebon, kemudian membabat hutan dan membangun sebuah tempat yang diberi nama Witana. ”Witana itu merupakan singkatan dari awit dan ana. Maksudnya itu bangunan pertama yang ada,” jelasnya lagi.


Dalam ritual pembacaan itu, turut hadir kerabat keraton, Wali Kota Cirebon, Subardi SPd beserta jajaran muspida Kota Cirebon. Sementara itu, Wali Kota Cirebon, Subardi SPd, dalam sambutannya mengajak masrayakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Kota Cirebon. ”Kalau bukan kita, siapa lagi yang merawat. Bukan hanya kesultanan kanoman saja, tapi mari kita semua peduli dan menjaga sesuai dengan kapa­sitasnya,” ucapnya