Ngangsu – Ilmu Manajemen Pemerintahan di Kota Cirebon

Staf Ahli bidang Pemerintahan Kota Cirebon Drs. Abidin  menerima Kunjungan Observasi Lapangan Diklatpim III Angkatan 2 Propinsi DI Yogyakarta TA 2013 di ruang Adipura Balaikota Cirebon, Senin (25/3), bersama Kepala Badan Diklat DI. Yogyakarta Dra. Kristiana Suwasti, M.Si

Sebanyak 40 peserta Kegiatan Observasi Lapangan Diklatpim III Angkatan 2 Propinsi DI Yogyakarta tahun 2013 akan mempelajari Manajemen Ilmu Pemerintahan di Kota Cirebon. Para peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia,  berasal dari Bangka Belitung, Kepulauan Palaut Sulawesi Selatan, NTT, Gunung Kidul, Kab. Bantul, Kota  Yogya, Kulon Progo DIY, Kota Surakarta, dan Kab. Sukaharjo Jateng. Kegiatan yang akan berlangsung selama  4 ((empat hari ) dari tanggal 24-28 Maret 2013, didampingi 3 orang Widyaswara.  

Dengan dibagi 4 (empat) kelompok. Dengan masing-masing judul topik “Strategi peningkatan Kualitas Pelayanan RSUD Gunung Djati melalui Pemenuhan Tenaga Medis-Paramedis. Kedua : Strategi Peningkatan Koordinasi SKPD dalam memebrikan Pelayanan Perizinan  Terpadu Ketiga : Strategi Peningkatan Kualitas  Kelmbgan melalui Pendayagunaan Standar Kompetensi Jabatan dalam Penataan Pegawai. Keempat : Strategi Peningkatan Komitmen Klembagaan dalam pengaturan kebijakan Pembiayaan Pendidikan, menengah Menghadapi Era Global. Adapun tema dalam orientasi ini, Yakni “Peningkatan Kualitas Aparatur Kelembagaan dalam pelayanan Publik Menghadapi Globalisasi Pembangunan.”

                “Ketika searching google ditunjuknya Kota Cirebon sebagai lokasi Observasi, karena banyak hal untuk dijadikan bahan referensi dan sharing dalam bidang Manajemen Ilmu Pemerintahan,” demikian dikatakan Kepala Badan Diklat DI. Yogyakarta Dra. Kristiana Suwasti, M.Si. saat  memberikan sambutan membawa rombongan peserta Observasi Lapangan Diklatpim III Angkatan 2 Propinsi DI Yogyakarta tahun 2013 di ruang Adipura Balikota Cirebon, Senin (25/3).

                 Kunjungan di Pemerintah Kota Cirebon disambut baik oleh Walikota Cirebon Subardi, S.Pd. yang diwakili staf Ahli bidang Pemerintahan Drs. Abidin Aslich, “Atas nama pemerintah Kota Cirebon menyampaikan terima kasih dan selamat datang kepada seluruh  peserta Diklatpim III Angkatan 2 Propinsi DI Yogyakarta tahun 2013, semoga kunjungan kali ini  memberikan memberikan manfaat sesuai harapan dan tujuan kita bersama.

                Dikatakan Abidin, Cirebon  memiliki 5 (lima) karakter, diantaranya pertama dari Bahasa Cirebon (bahasa khas bukan Sunda); kedua  Arsitektur Cirebon (memiliki paduan Budaya yang dipengaruhi anasir Jawa, Hindu, Budha, dan Tiongkok, Contohnya di keraton Kasepuhan. Ketiga; Kuliner (Cipta rasa makanan Khas Cirebon bercorak etnikal dan memiliki puluhan nama makanan); Keempat;  Kesenian Cirebon (sangat beragam dan meiliki makana filosofis seperti kesenian Sintren yang menggambarkan manusia Hidup), kelima Aspek Sosiologis dan Atropologis, dimana masyarakat Cirebon adalah masyarakat terbuka, demokratis, dan masyarakat yang egaliter.

                Lanjut Abidin, Cirebon yang terletak di ujung timur pantai utara Jawa Barat berbatasan dengan kabupaten Cirebon dan Kuningan, dengan luas wilayah 37,3582 km2 atau 3.735,82 Ha.  Secara administratif meliputi   5 (lima) kecamatan, 22 kelurahan, 248 rukun warga dan 1.255 rukun tetangga dengan jumlah penduduk + 357.381 jiwa. terdiri dari laki-laki 180.297 jiwa dan perempuan 177.084 jiwa. Secara geografis kota Cirebon Memiliki berbagai potensi   seni, budaya,  pariwisata dengan obyek wisata yang berlatar belakang sejarah budaya islam, seperti keraton- Kasepuhan, Kanoman, Kacirebon, dan Peguron Keprabonan dan gedung museum sejarah Cirebon.

                Selain itu, Potensi jasa dan perdagangan; Potensi sumber daya manusia, dimana masyarakatnya yang heterogen dan memiliki sifat religius, dinamis, terbuka, dan kreatif serta mempunyai dorongan dan tuntutan untuk lebih mengupayakan keberhasilan pembangunan arah pembangunan kota Cirebon.

                Sementara itu, tujuan utama dari pelaksanaan pembangunan di kota Cirebon harus bisa menciptakan masyarakat kota Cirebon sejahtera, yaitu suatu masyarakat yang secara materiil terpenuhi melalui pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat yang diikuti peningkatan pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. Konsep pembangunan dan pembinaan masyarakat di kota Cirebon disesuaikan dengan cita-cita masyarakat kota Cirebon yang menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem kertaraharja, dengan latar belakang sejarah budaya kota Cirebon sebagai pusat penyebaran agama Islam di tanah jawa sejak jaman para wali Allah dan sampai sekarang tetap terpelihara dimana tradisi dan budaya islam masih mendominasi kehidupan masyarakat kota cirebon, yang ditandai oleh beberapa peninggalan sejarah budaya Islam seperti, Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kesepuhan, keraton Kesepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan serta sejumlah pondok pesantren yang tumbuh dan berkembang semakin maju.

                Kenyataan sejarah tersebut telah memberikan motivasi serta dorongan moral dan spiritual bagi masyarakat kota Cirebon untuk tetap konsisten pada latar belakang sejarah budayanya, dengan menetapkan hari jadi kota Cirebon berdasarkan tahun Hijriyah (tanggal 1 muharam) serta memegang teguh amanat leluhurnya yang dikenal dengan wangsit Sunan Gunung Jati, yaitu : “ingsun titip tajug, fakir miskin lan yatim piatu”.*** (HUMAS-LH/IIM)