Sanitasi yang aman adalah salah satu faktor kunci dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni. Pemerintah Kota Cirebon menyadari pentingnya hal ini dan tengah mempercepat implementasi program sanitasi aman melalui berbagai strategi dan kolaborasi lintas sektor. Dengan target pencapaian 46,9% akses sanitasi aman pada tahun 2029, berbagai tantangan dan langkah konkret telah disusun untuk memastikan keberhasilan program ini.
Tantangan yang Dihadapi dalam Sanitasi Kota Cirebon
Saat ini, Kota Cirebon masih mengalami kesenjangan dalam hal akses sanitasi aman, dengan angka cakupan yang masih berkisar antara 15-40%. Beberapa faktor yang menjadi kendala utama adalah infrastruktur yang belum optimal serta kapasitas kelembagaan yang masih perlu diperkuat. Sistem pengolahan air limbah domestik, misalnya, masih membutuhkan perbaikan, termasuk normalisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan peningkatan operasional yang lebih efisien.
Kondisi ini mengharuskan adanya sinergi antar lembaga, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta regulasi yang lebih kuat agar pengelolaan sanitasi dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.
Strategi Percepatan Sanitasi Aman
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, Pemerintah Kota Cirebon telah menyusun berbagai strategi, di antaranya:
- Penguatan Regulasi
Pemerintah Kota Cirebon tengah mempersiapkan Peraturan Daerah (Perda) yang secara khusus mengatur pengelolaan air limbah domestik agar memiliki landasan hukum yang jelas dan kuat.
- Rehabilitasi Infrastruktur
Peningkatan dan perbaikan IPAL komunal serta sistem pembuangan air limbah akan terus dilakukan guna memastikan akses sanitasi yang lebih baik bagi masyarakat.
- Perencanaan Teknis yang Matang
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) untuk Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) menjadi salah satu prioritas utama agar memenuhi syarat pendanaan dari Sanitation Infrastructure and Institutional Support Program (SIIP), sebuah program yang didukung oleh Kemitraan Indonesia-Australia (KIAT).
- Edukasi dan Kampanye Sanitasi Aman
Kampanye edukasi akan digencarkan melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk media digital dan publikasi video sosialisasi, guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi yang layak.
- Penerapan Program Percontohan
Sebagai langkah awal, program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) akan diterapkan di empat kecamatan dengan dukungan dari akademisi Poltekes, UGJ, dan Universitas Mahardika.
- Pendanaan Berkelanjutan
Pemerintah juga aktif mencari sumber pendanaan tambahan melalui APBN, Bank Provinsi, serta kerja sama dengan sektor swasta dan lembaga donor guna memastikan keberlanjutan program sanitasi ini.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Keberhasilan program sanitasi aman di Kota Cirebon tidak terlepas dari kerja sama berbagai pihak. Setiap instansi memiliki peran strategis, di antaranya:
- Dinas Kesehatan bertanggung jawab dalam validasi data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) serta penyelenggaraan lokakarya sanitasi.
- Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik berperan dalam mendukung penyebarluasan informasi publik serta produksi materi edukasi.
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan fokus pada pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur sanitasi.
- Dinas Sosial bertugas dalam pembinaan bagi keluarga penerima manfaat.
- Perguruan tinggi seperti Universitas Mahardika, Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), dan Poltekes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon akan berperan dalam penelitian serta sosialisasi program sanitasi aman.
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan komunitas, seperti BAZNAS dengan program pembangunan sanitasi dan Rutilahu dan Rumah Zakat, yang akan menjalankan program sedekah sampah serta Toilet Sehat Keluarga (TOSKA) guna meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sanitasi.
Langkah Menuju Masa Depan Sanitasi yang Lebih Baik
Sebagai tindak lanjut dari berbagai upaya ini, Pemerintah Kota Cirebon akan segera mengesahkan regulasi terkait pengelolaan air limbah domestik serta memperkuat kapasitas operator air limbah. Pelatihan tenaga teknis juga akan digencarkan untuk meningkatkan efektivitas operasional sistem sanitasi yang lebih efisien.
Selain itu, monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara berkala dengan memantau 16 titik Sanimas serta empat unit IPAL yang telah ada. Koordinasi lintas sektor juga terus diperkuat agar program ini dapat berjalan dengan optimal dan berkelanjutan.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan, Kota Cirebon optimis bahwa target sanitasi aman sebesar 46,9% pada tahun 2029 dapat tercapai. Dengan langkah-langkah yang telah disusun, diharapkan Kota Cirebon dapat menjadi kota yang lebih sehat, bersih, dan nyaman untuk ditinggali oleh seluruh warganya.
.
Penulis: Irnawati
Dokumentasi: Tim SIIP Kota Cirebon
Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Cirebon