Lantik Dirut RSD Gunung Jati Baru, Wali Kota: Harus Bekerja Mulai Hari Ini

CIREBON – Direktur Utama RSD Gunung Jati yang baru diminta bergerak cepat dan tepat untuk menangani pasien Covid-19. Sehingga semua pasien yang masuk ke RSD Gunung Jati bisa tertolong.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Cirebon, Drs. Nashrudin Azis, S.H., usai menjadi saksi pengambilan sumpah dan janji Dr Katibi, M.K.M., sebagai Direktur Utama (Dirut) RSD Gunung Jati yang baru di ruang Adipura Kencana, Balai Kota Cirebon, Jumat, 23 Juli 2021. “Mulai hari ini, pelayanan di RSD Gunung Jati di masa pandemi Covid-19 menjadi tanggung jawab dr. Katibi,” tegas Azis.

Rakyat, lanjut Azis, sangat berharap RSD Gunung Jati mampu semaksimal mungkin menolong mereka yang datang ke rumah sakit tersebut. “Dalam situasi sekarang, pandemi Covid-19 dengan angka yang terus naik, pertolongan yang bisa diberikan oleh RSD Gunung jati,” ungkap Azis. Untuk itu Azis meminta kepada dr. Katibi untuk menggunakan fasilitas yang ada di RSD Gunung Jati dengan maksimal sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa tertolong.

Secara perlahan RSD Gunung Jati juga bisa menjadi rumah sakit khusus Covid-19. Sehingga pasien-pasien Covid-19  bisa beristirahat dan tidak beredar di luar.

“Hari ini dr. Katibi sudah harus bekerja,” tegas Azis. Pemda Kota Cirebon menurut Azis akan mendukung langkah-langkah  terbaik yang akan diambil oleh dr Katibi.

Sementara itu Dirut RSD Gunung Jati, dr. Katibi, M.K.M., menjelaskan hari ini dirinya akan langsung melakukan serah terima jabatan dan langsung bekerja. “Target pertama yaitu penanganan Covid-19,” ungkap Katibi. Sebagai Dirut yang baru dirinya menginginkan pasien yang datang ke IGD untuk tidak antri lagi. “Sudah antri, kadang meninggal karena tidak tertolong,” ungkap Katibi.

Untuk itu, mereka menargetkan pasien yang datang harus segera ditolong untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Di masa pandemi Covid-19 ini penambahan rawat inap isolasi dan tenaga kesehatan (nakes) juga akan dilakukan. Saat ini yang sedang berjalan yaitu penambahan 34 tempat tidur di eks IGD, penambahan 30 tempat tidur di ruang Kiansantang, dan di ruang IGD terpadu yang baru sebanyak 30 tempat tidur. Bahkan tidak menutup kemungkinan penambahan akan diperluas jika penambahan yang dilakukan saat ini tingkat keterisiannya mencapai 80 persen.