Kota Cirebon Bagian dari Rebana Metropolitan

PELABUHAN Patimban yang terletak di Subang, Jawa Barat, menjadi salah satu magnet atau daya tarik bagi pengembangan kawasan Pantai Utara (Pantura). Juga menjadi harapan baru dalam meningkatkan perekonomian di wilayah sekitar.

Penting bagi semua stakeholders untuk memperkenalkan keberadaan Pelabuhan Patimban kepada pengelola kawasan industri, para pelaku usaha dan produsen di wilayah Jawa Barat.

Menurut Penjabat (Pj.) Wali Kota Cirebon, Drs Agus Mulyadi MSi, Pelabuhan Patimban dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka, akan menjadi pintu masuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Rebana Metropolitan.

“Kota Cirebon menjadi daerah penyangga yang penting bagi kawasan Rebana Metropolitan. Kita memiliki akses serta kelengkapan fasilitas pendukung kesiapan operasional kawasan ekonomi khusus tersebut,” paparnya.

Sektor transportasi, lanjut Agus, bakal memegang peran penting menggerakkan roda perekonomian di sana. Pemkot Cirebon berharap mega proyek Rebana Metropolitan akan berdampak signifikan pada perekonomian Kota Cirebon sebagai daerah penyangga. “Kita punya hotel-hotel, mal, tempat makan dan rekreasi. Itu semua bagian dari penunjang proyek Rebana Metropolitan ke depan,” katanya.

Seperti kita ketahui, Rebana Metropolitan mencakup tujuh daerah berkembang di wilayah utara / timur laut Provinsi Jabar. Meliputi Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon.

Presiden Jokowi dan Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, menaruh perhatian serius dalam pelaksanaan pembangunan wilayah Rebana Metropolitan, yang diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar masa depan. Melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.

Pembangunan proyek strategis nasional Pelabuhan Patimban saat ini masuk pada tahap 1-2 (2021-2023). Meliputi pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas 3,75 juta TEUs, dan terminal kendaraan dengan kapasitas total sampai 218.000 CBU serta Terminal RoRo 200 meter.

Pelabuhan Patimban dirancang menjadi layanan rantai pasokan terintegrasi pertama (the first integrated supply chain port) di Indonesia. Bukan saja dari sisi bangunan fisik pelabuhannya, tetapi juga dari operatornya. Patimban adalah salah satu pelabuhan yang memiliki luas areal dan bagian daratannya mencapai sekitar 350 hektar.

Proyek ini ditargetkan selesai pada 2027. Kapasitas puncak mencapai 7,5 juta TEUs dan 600 ribu kendaraan CBU, serta digadang-gadang menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia.

Penulis: Rona

DKIS Kota Cirebon