Ketahanan Budaya Untuk Pembangunan Masa Depan Indonesia

CIREBON- Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon tidak ingin budaya adiluhung nenek moyang Indonesia hilang tanpa diketahui dan dipelajari generasi muda saat ini. karena itu, aturan untuk mempertahankan budaya akan dijaga dan terus disosialisasikan.

Hal tersebut diungkapkan Pj Sekda Kota Cirebon, Anwar Sanusi, S.Pd., M.Si., usai membuka Seminar Nasional dengan tema “Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengembangan Kebudayaan” tahun 2019 di aula Gotrasawala BP4D Kota Cirebon, Rabu, 28 Agustus 2019.

“Kami bangga, karena pemerintah sudah mengeluarkan UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Budaya,” ungkap Anwar.

Keberadaan undang-undang tersebut bisa menjaga dan melestarikan budaya yang ada di Indonesia saat ini.

Dijelaskan Anwar, banyak sekali nilai-nilai budaya luhur yang terkandung dalam budaya warisan nenek moyang Bangsa Indonesia. “jika hilang, kasihan anak cucu kita, generasi muda Indonesia,” ungkap Anwar. Bisa-bisa mereka tidak mengenal budaya luhur nenek moyang yang sarat dengan makna.

Pada kesempatan yang sama Anwar juga mengucapkan terima kasih atar kepercayaan dari Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan Indonesia yang telah menunjuk Kota Cirebon sebagai tempat diselenggarakannya seminar nasional kebudayaan tahun ini. Kota Cirebon menurut Anwar memiliki sejumlah keraton dengan berbagai peninggalan budaya luhur mereka.

“Kita juga harus selalu mengupayakan pelestarian budaya di Kota Cirebon,” ungkap Anwar.

Sementara itu Nadjamuddin Ramly, M.Si., Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjelaskan seminar yang dilakukan hari ini merupakan bentuk perhatian dari pemerintah pusat yang setiap tahunnya bermitra dengan 16 kota dan kabupaten di Indonesia untuk penyelenggaraan seminar tersebut.

“Seminar ini untuk merangsang dan menggali kearifan lokal yang ada di Cirebon,” ungkap Nadjamuddin.

Ini yang akan diketuktularkan kepada masyarakat di Cirebon sehingga nantinya menjadi ketahanan budaya yang kuat.

Untuk kelanjutannya, menurut Nadjamuddin diserahkan kepada pemerintah kota dan kabupaten masing-masing.

“apakah akan diteruskan dengan festival atau seminar lagi, terserah mereka,” ungkap Nadjamuddin. Pemerintah sendiri berharap agar ketahanan budaya yang tercipta nantinya bisa menjadi solusi dari pembangunan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Sedangkan budayawan Cirebon, Nurdin M Noer, menjelaskan jika penyelenggaraan seminar tersebut sangat dibutuhkan untuk membangun nilai-nilai dasar bagi masyarakat.

“Agar budaya kita tidak dilupakan,” ungkap Nurdin. Kota Cirebon, tambah Nurdin juga memiliki budayanya sendiri, yaitu budaya yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kertaraharja, murah sandang murah pangan.

“Berat memang, tapi harus terus dijaga agar Kota Cirebon menjadi daerah otonomi yang kuat berdasarkan nilai-nilai dan budaya luhurnya,” ungkap Nurdin.

Kota Cirebon juga diharapkan tetap kukuh untuk mempertahankan kearifan lokal dan filosofi yang sudah tertanam sejak lama dengan konsisten dan konsekuen.