PRESIDEN Joko Widodo menaruh perhatian serius pada sektor infrastruktur. Pembuatan jalan tol dikebut di seluruh wilayah Indonesia. Tak terkecuali Jawa Barat, yang merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia.
Tercatat, hingga tahun 2020 panjang ruas jalan tol di Jawa Barat mencapai 521,15 kilometer (km). Sementara total panjang jalan tol di Indonesia hingga semester I tahun 2024, berdasarkan laman binamarga.pu.go.id: sepanjang 2.836 km.
Tersebar di Pulau Sumatera (884 km), Pulau Jawa (1.783 km), Pulau Bali (10 km), Pulau Kalimantan (97 km), dan Sulawesi (62 km). Pemerintah menargetkan hingga akhir tahun 2024, akan terkoneksi jalan tol sepanjang total 3.196 km.
Perkembangan pembangunan jalan tol mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan pembangunannya pertama kali pada 1978, yaitu ruas tol Jagorawi (Jakarta Bogor Ciawi) sepanjang 59 km.
Di Jawa Barat ada beberapa ruas jalan tol yang cukup populer. Semisal Tol Cipali (Cikopo – Palimanan). Menghubungkan wilayah Cikopo di Purwakarta, hingga Palimanan di Cirebon. Memiliki panjang 116 km. Memangkas rute Cikampek-Palimanan hingga 40 km, jika melewati jalur Pantura.
Kemudian ada jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi – Sumedang – Dawuan). Menghubungkan wilayah Bandung, Sumedang, dan Majalengka. Tol Cisumdawu memiliki total panjang 61,6 km. Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 11 juli 2023.
Tak kalah prestisius, ada proyek jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci). Menyambungkan Provinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Digadang-dagang menjadi tol terpanjang di Indonesia.
Meskipun pembangunannya belum selesai. Tol Getaci diharapkan dapat terkoneksi secara bertahap hingga Yogyakarta, sesuai rencana induk atau masterplan. Proyek Tol Getaci akan berperan menghubungan Jaringan Jalan Tol Getaci dengan Jaringan Jalan Tol New Yogyakarta International Airport atau NYIA Kulonprogo – Yogyakarta – Solo. Diperkirakan panjang Tol Getaci mencapai 206,65 kilometer.
Pembangunan jalan tol yang massif di era Presiden Joko Widodo ini, disambut baik pemerintah daerah. Seperti diungkapkan Penjabat (Pj.) Wali Kota Cirebon, Drs Agus Mulyadi MSi, daerah yang dipimpinnya mendapat imbas positif dari kehadiran jalan tol.
“Akses menuju Kota Cirebon menjadi lebih mudah. Sektor pariwisata di tempat kami makin menggeliat, karena wisatawan dari Bandung dan Jakarta semakin sering menginap dan kulineran di Cirebon,” katanya, beberapa waktu lalu.
Menurut Agus, keberadaan jalan tol Cipali dan Cisumdawu, didukung beroperasinya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, membuat wisatawan tak perlu menempuh waktu lama jika ingin berkunjung ke Cirebon.
“Hal ini memotivasi kami pula, untuk memberikan fasilitas dan layanan terbaik bagi para pelancong. Ya infrastruktur jalan dalam kota, fasilitas objek wisata, serta penataan lokasi favorit kulineran di beberapa titik,” ucapnya.
Perkembangan positif pembangunan jalan tol di Jawa Barat juga dirasakan pengusaha jasa angkutan dan transportasi, Bayu Herlambang. Menurut owner PT Tedja Naba Transport itu, kehadiran jalan tol sekarang ini turut meningkatkan perekonomian masyarakat. Alur barang dan jasa menjadi lebih efisien, walau memang dibutuhkan pengeluaran lebih.
“Dari kacamata pengusaha sektor transportasi dan rental mobil, saya pikir jalan tol membuat mobilitas masyarakat lebih aktif. Otomatis mendongkrak nilai bisnis di semua sisi kehidupan,” katanya di Head Office Naba Transport, Kompleks Gunung Intan, Harjamukti, Kota Cirebon, belum lama ini.
Apalagi, lanjut Bayu, Pemprov Jabar bakal merealisasikan pembangunan tol Patimban – Cirebon (Parabon). Ruas jalan itu menghubungkan kawasan ekonomi strategis nasional di Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang – Indramayu hingga ke Cirebon. Akses ini bakal menjadi ruas tol ke sepuluh yang ada di Jabar.
“Pengusaha jasa angkutan dan transportasi menyambut baik kehadiran Tol Parabon. Kami siap melayani kebutuhan masyarakat, termasuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam penyediaan sarana transportasi,” tuturnya.
Penulis: Rona
DKIS Kota Cirebon