HUT 95, RS Gunungjati Deklarasi Tolak Kekerasan Anak dan Perempuan

Deklarasi Anti KekerasanDalam rangka memperingati HUT Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon ke 95 tahun 2016. Pihak rumah sakit mendeklarasikan menolak kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Direktur RS Gunung Jati Cirebon Drg Heru menyampaikan, tema HUT tahun ini menyikapi maraknya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Seperti kekerasan seksual hingga kekerasan terhadap pembantu rumah tangga.

“Satu bulan ada 15 kasus. Seperti waktu kemarin bulan puasa ada anak 3 tahun diperkosa kakak kandungnya sendiri,” sebut Drg Heru ditengah perayaan HUT ke 96 RSGJ Cirebon, Rabu (31/8/2016).

Disebutkan, dalam menyikapi beragam kasus kekerasan, pihaknya juga membuka pusat pelayanan terpadu bagi korban kekerasan. Di pusat pelayanan tersebut terdiri dari polisi, pengacara, dokter spesialis sampai tenaga perawat.

Beberapa kasus lain yang terjadi belum lama ini yakni anak berusia 6 tahun yang diperkosa ramai-ramai oleh teman-temannya. Dijelaskan, dalam pelayanan tersebut, pihak rumah sakit juga menyiapkan dokter kejiwaan dan psikologi.

Jika korban mengalami luka-luka fisik atau kecelakaan, pihaknya akan melakukan perawatan hingga korban sembuh secara fisik.

“Kalau ada kecelakaan korban kekerasan akan kami rawat sampai sembuh dan semuanya gratis,” ujarnya.

Sementara itu Walikota Cirebon Nasrudin Azis menyampaikan, penolakan kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan bagian dari komitmen Pemkot Cirebon yang dimotori Dinkes dan RSGJ.

“Selain deklarasi ada juga peresmian masjid sebagai bagian dari fasilitas umum di rumah sakit. Kami berterimakasih kepada manajemen rumah sakit semoga kedepan peningkatan pelayanan lebih maksimal,” sebutnya.

Dia mengkaui, semakin meningkatnya pelayanan lebih baik maka ada resiko yang harus dihadapi. Salah satunya kekurangan ruang rawat inap dan IGD.

“Tahun 2017 ada pembangunan ruang rawat inap dan IGD, ini sebagai upaya dan antisipasi kami untuk menjaga pelayanan lebih maksimal,” sebutnya.***