Dapatkan Penghargaan Swasti Saba Wistara, Wali Kota: Derajat Hidup Warga Harus Lebih Ditingkatkan

JAKARTA – Dapatkan penghargaan Swasti Saba Wistara, Wali Kota Cirebon meminta derajat kesehatan warga Kota Cirebon terus ditingkatkan.

“yang terpenting yaitu bagaimana agar masyarakat Kota Cirebon bisa mempertahankan derajat kesehatannya,” ungkap Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, SH., usai menerima penghargaan Swasti Saba Wistara, Selasa, 19 November 2019. Dijelaskan Azis, dengan mendapatkan penghargaan tertinggi di bidang kesehatan tersebut, Swasti Saba Wistara, membuktikan jika masyarakat Kota Cirebon telah mampu menerapkan pola hidup sehat baik diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. “Masyarakat Kota Cirebon sudah mengerti bagaimana menjaga perilaku hidup sehat,” ungkap Azis.

Namun itu saja menurut Azis tidak cukup. Karena yang terpenting yaitu bagaiamana agar pola hidup sehat bisa diterapkan terus menerus. “Dinas terkait tidak boleh berpuas diri,” tegas Azis. Justru mereka harus terus melakukan berbagai terobosan untuk bisa meningkatkan pola hidup sehat masyarakat Kota Cirebon.

Masyarakat juga diminta ikut serta berperan dalam berbagai program yang akan meningkatkan derajat kesehatan mereka.

Swasti Saba Wistara merupakan penghargaan tertinggi di bidang kesehatan lingkungan yang diberikan kepada kota dan kabupaten di Indonesia. Tatanan yang dinilai diantaranya tatanan pemukiman, sarana dan prasarana umum, tertib lalu lintas, pelayanan transportasi, industri dan perkantoran sehat, pariwisata sehat, pangan dan gizi, kehidupan masyarakat sehat dan mandiri serta sosial yang sehat.

Penghargaan Swasti Saba Wistara diberikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Prof. H.M. Tito Karnavian, Ph.D. Pada kesempatan itu Tito mengungkapkan jika kesehatan merupakan aspek sentral dalam pembangunan. “Dalam lima program prioritas nasional, poin nya ada pada pembangunan kualitas sumber daya manusia,” tegas Tito. Pembangunan sumber daya manusia ini selain ditopang oleh aspek pendidikan formal dan non formal juga ditunjang dengan aspek kesehatan. “Bagaimana mungkin membentuk SDM yang unggul dan terampil jika sumber daya manusianya tidak sehat, baik fisik, mental maupun spiritual,” tegas Tito.

Selain itu, Tito juga berpesan kepada kepala daerah untuk memiliki leadership, kemauan dan kemampuan yang mumpuni untuk mengelola kabupaten maupun kotanya menjadi lebih sehat dan lebih ramah untuk masyarakatnya. “Mulailah peduli dengan restoran dan penjual makanan yang berada di ruang publik,” ungkap Tito. Karena hal ini kerap luput dari perhatian kepala daerah.