Cirebon – Pemerintah Kota Cirebon terus menunjukkan keseriusannya dalam mempercepat penurunan angka stunting melalui berbagai langkah nyata dan berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pemenuhan gizi ibu hamil, perhatian pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), hingga penguatan kesehatan remaja putri sebagai calon ibu di masa depan. Komitmen ini ditegaskan dalam kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Balita Stunting yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Pekalipan, Senin (15/12/2025).
Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra), Sutikno hadir langsung dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap upaya pencegahan stunting di tingkat kewilayahan. Ia menyampaikan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari langkah konkret bersama untuk menurunkan angka stunting, khususnya di wilayah Kecamatan Kesambi dan Pekalipan.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menegaskan bahwa stunting tidak boleh dipandang sebagai persoalan tinggi badan semata. “Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, yang banyak terjadi pada periode emas 1.000 Hari Pertama Kehidupan, sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun,” ujarnya.
Menurutnya, dampak stunting sangat luas karena tidak hanya memengaruhi fisik anak, tetapi juga kecerdasan dan produktivitasnya di masa mendatang. Ia pun mengajak seluruh pihak untuk memperkuat upaya pencegahan sejak hulu, dengan memastikan kecukupan gizi ibu hamil dan remaja putri.

“Kesehatan anak dimulai jauh sebelum ia dilahirkan. Pastikan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup, mengonsumsi tablet tambah darah, dan rutin memeriksakan kehamilan. Remaja putri juga perlu diedukasi agar siap secara gizi sebelum menjadi ibu,” katanya.
Selain itu, Wakil Wali Kota menekankan pentingnya peran keluarga dalam pemenuhan gizi anak. Ia mengingatkan para ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, serta melanjutkannya dengan MPASI yang tepat guna.

“Lingkungan yang bersih, stimulasi yang cukup, dan kasih sayang dalam keluarga juga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan kecerdasan anak,” tambahnya.
Wakil Wali Kota turut mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang selama ini berjalan bersama Pemerintah Kota Cirebon. Ia menilai keterlibatan para lurah, ketua RW, kader kesehatan, dan berbagai elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilan program penurunan stunting.
“Pendampingan, pemantauan, dan edukasi dari rumah ke rumah harus terus dilakukan karena merekalah ujung tombak di lapangan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Siti Maria Listiawaty menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan terus memperkuat edukasi dan sosialisasi terkait pencegahan stunting, sekaligus menghadirkan inovasi dalam penanganannya.
“Ada beberapa intervensi yang kami lakukan, salah satunya program one day one egg, serta pemberian Pangan untuk Keperluan Medis Khusus atau PKMK bagi balita stunting,” jelasnya.
Menurut Siti Maria, penanganan stunting tidak cukup hanya dengan makanan biasa. Anak yang sudah mengalami stunting membutuhkan pangan khusus yang diformulasikan sesuai kebutuhan tubuhnya. Ia juga mengingatkan adanya ancaman lain yang perlu diwaspadai, yakni kondisi remaja putri.

“Hasil pemeriksaan menunjukkan 42,3 persen remaja putri di Kota Cirebon mengalami anemia. Ini bisa menjadi faktor risiko stunting di masa depan,” jelasnya.
Ia mengimbau para orang tua, remaja, dan seluruh keluarga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memperhatikan asupan gizi seimbang, serta memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia.
“Pencegahan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi membutuhkan peran dan kesadaran bersama dari seluruh lapisan masyarakat,” ajaknya.
Dokumentasi : Beni Agus Pratama
Pengolah Informasi : Mike Dwi Setiawati
Narahubung: Admin Prokompim (082120387359)
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kota Cirebon
Jalan Siliwangi No. 84, Kota Cirebon, 45124
Instagram: @prokompimkotacirebon





