BPBD Gelar Pelatihan untuk TRC Kota Cirebon

CIREBON – Tim Reaksi Cepat (TRC) merupakan garda terdepan dalam pelaksanaan teknis penanggulangan bencana.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si., saat membuka Pelatihan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana, Rabu (16/11/2022), di Kabupaten Kuningan.

“Secara praktik, pengambilan langkah kesiapan menghadapi ancaman bencana merupakan tanggung jawab bersama,” ungkap Agus. Namun TRC merupakan garda terdepan dalam pelaksanaan teknis penanggulangan bencana.

Untuk itu, sambung Agus, sangat relevan bagi semua komponen TRC untuk dapat meningkatkan kapasitas dalam berbagai aspek penanggulangan bencana. “Saya juga berharap kegiatan ini dapat berkontribusi positif bagi peningkatan kapasitas teknis dari seluruh komponen tim reaksi cepat,” katanya.

Agus juga berpesan kepada seluruh peserta pelatihan untuk dapat menerapkan ilmu yang didapat dan menyosialisasikannya kepada masyarakat. “Tidak lupa, evaluasi juga dilakukan untuk dapat mengukur dan menilai tingkat keberhasilan dari kegiatan yang dilaksanakan,” tuturnya.

Disampaikan Agus, penanggulangan bencana sesungguhnya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bersifat preventif, penyelamatan dan rehabilitatif. Kegiatan-kegiatan tersebut juga harus diselenggarakan secara koordinatif, komprehensif, serentak, cepat, tepat dan akurat.

“Agar efektif, dalam pelaksanaannya memang perlu melibatkan lintas sektor dan lintas wilayah,” kata Agus.

Oleh karenanya, Agus meminta agar koordinasi dengan berbagai stakeholder perlu dilakukan dengan penekanan pada kepedulian publik dan mobilisasi masyarakat.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo, S.Sos., M.Si., menjelaskan, tujuan digelarnya kegiatan ini yaitu agar peserta TRC dapat melakukan penanggulangan secara cepat dan tepat di lokasi bencana.

“Juga dapat mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana serta gangguan terhadap fungsi pelayanan umum,” kata Andi. Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk upaya penanggulangan bencana.

Pelatihan diikuti oleh 44 orang yang terdiri dari berbagai unsur. Diantaranya unsur BPBD, unsur Satpol PP melalui Linmas, Dinas Sosial yang diwakili unsur Tagana, DPRKP, unsur Orari, PMI dan Pramuka.