Mi instan merupakan salah satu makanan yang digemari masyarakat Indonesia. Anak kecil, muda dan tua, akrab dengannya. Produsen mi instan berlomba. Menawarkan varian rasa yang menggugah selera.
Pasar konsumen yang menggiurkan, tentu saja menggoda pengusaha kuliner. Mereka mengembangkan bisnis makanan olahan mi instan. Menambahi dengan rasa pedas yang menantang lidah. Ada pula yang mengolah mi dengan bumbu racikan khusus, membuat pecinta mi keranjingan.
Di Kota Cirebon, selain warung makan Indomie (warmindo) sederhana, ada dua nama usaha kuliner berbahan mi yang kesohor. Satu kelas UMKM yang digandrungi kawula muda. Satu lagi, kelas resto yang punya banyak cabang di Pulau Jawa.
Tentu saja, bisnis kuliner identik dengan rasa yang maknyus, sehingga memunculkan pelanggan setia. Tak hanya soal rasa, kebersihan makanan, bahan-bahan yang digunakan, dan standar penyajian, turut memengaruhi kesuksesan sebuah bisnis kuliner.
Dalam bisnis kuliner, kualitas makanan terkait erat dengan higienitas. Jangan sampai, saat disuguhkan kepada konsumen, mengandung sesuatu yang mengurangi nilai kebersihan dan kesehatan makanan tersebut. Seperti yang viral belakangan ini, ada belatung dalam sajian mi yang hendak disantap pembeli. Tentu yang demikian kita sesalkan bersama.
Mengutip yankes.kemkes.go.id, makanan yang aman adalah makanan yang higienis serta bergizi. Mengandung protein, vitamin dan mineral. Agar makanan aman bagi masyarakat, diperlukan ketentuan khusus di antaranya pengolahan yang memenuhi syarat dan cara penyimpanan yang benar.
Pemerintah Daerah Kota Cirebon melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, bertindak cepat merespons kejadian di salah satu gerai mi, yang sempat membuat gusar publik. Tim bersama Satpol PP Kota Cirebon, mendatangi gerai mi di Jalan Brigjen Dharsono, Selasa (16/1/2024).
Kepala Bidang Kerawanan dan Keamanan Pangan DKPPP Kota Cirebon, Toto Suharto menjelaskan, pihaknya berupaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) sebagai respons atas pemberitaan yang mencuat.
“Kami menjalankan tugas dan fungsi sebagai pengawas pangan segar dari tumuhan, hewan, dan ikan. Sehingga hendak melihat langsung proses penyimpanan bahan baku makanan yang ada di sini,” katanya.
Harapannya ke depan, pengusaha kuliner dapat terus konsisten menjaga higienitas makanan yang ditawarkan kepada konsumen. Ingat, reputasi bisnis kuliner terletak pada kualitas makanan higienis yang senantiasa terjaga, dan rasa yang tiada tanding. (ron)