ATRAKSI barongsai melekat pada setiap perayaan Imlek. Acara menyambut tahun baru Tiongkok, dianggap belum meriah tanpa hiburan barongsai.
Iringan musik yang khas. Lenggak-lenggok topeng besar yang digerakkan pemain di dalamnya. Menjadi tontonan yang mampu menyedot perhatian khalayak.
Di Kota Cirebon, momen perayaan Imlek disambut suka-cita oleh warga keturunan Tionghoa. Tak terkecuali para seniman barongsai. Mereka kebanjiran order. Diminta pentas di banyak tempat, guna menyemarakan event tahunan tersebut.
Ada dua komunitas barongsai ternama di Kota Cirebon, yakni Singa Mas dan Perguruan Seni Bela Diri (PSBD) Kelabang. Keduanya aktif mewarnai perkembangan seni barongsai di Kota Wali, lebih dari satu dekade.
Singa Mas menjadi wakil Jawa Barat di ajang Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) VI Palembang, 2022. Kelompok barongsai yang kerap berlatih di area Vihara Welas Asih itu mendulang satu emas, satu perak dan satu perunggu.
Tahun 2013, Singa Mas bahkan bertanding dalam kejuaraan dunia barongsai di Kinabalu, Malaysia. Sebuah capaian yang membanggakan.
Sementara barongsai PSBD Kelabang, lewat kesabaran dan tangan dingin sang pelatih: Shandy Bernard Sianto, mampu membangun tim barongsai berasal dari murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Budi Utama, Kesambi, Kota Cirebon.
Ya, pemain akrobat barongsai asuhan Shandy itu adalah anak-anak berkebutuhan khusus. Ada yang autis, tuna rungu, tuna grahita dan tuna daksa. Bermodal pengalaman, ketelatenan dan kesungguhan, Shandy berhasil menggali bakat terpendam siswa-siswi SLB itu.
Siapa yang pernah menonton aksi mereka, pasti akan takjub. Dalam keterbatasan, murid-murid SLB itu tampak atraktif memainkan barongsai. Melompat, meliuk-liuk, berjingkrak, mengikuti irama tambur yang bertalu-talu dan kencang tamparan simbal.
“Ekstrakurikuler barongsai di SLB Budi Utama ada sejak 2007,” kata sang pembina, Dodo Darmawan SKom, Rabu (7/2/2024).
PSBD Kelabang sejak awal mendampingi pengembangan seni barongsai di sana. Perjalanan yang ada tak selamanya mulus. Pada dua kepemimpinan kepala sekolah (kepsek) berikutnya, eskul barongsai ditiadakan.
“Kami sempat vakum, di dua kepemimpinan kepsek. Tahun 2021, aftif kembali sampai sekarang. Di bawah arahan kepsek Dadan Dani Kustanto SPd,” beber Dodo.
Pihak sekolah mengakui banyak hal positif didapat peserta didik, ketika bersentuhan dengan eskul barongsai. Meningkatkan kepercayaan diri para pemain serta melatih kekompakan. Demi memberi penampilan terbaik.
Pada kesempatan malam mingguan, lanjut Dodo, barongsai SLB Budi Utama kerap pula diundang tampil di Balai Kota, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon.
“Anak-anak senang, selain bisa unjuk kebolehan, juga diberi uang saku,” katanya.
Kepiawaian murid SLB Budi Utama memainkan barongsai membuahkan banyak atensi. Saat momen Imlek, selalu saja ada undangan untuk memeriahkan acara. Semisal pawai Cap Go Meh atau acara di sebuah sekolah yang merayakan Imlek.
Mereka juga pernah menghibur penonton di pembukaan Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat, peresmian stadion Jalak Harupat sampai memeriahkan aktivitas religi pondok pesantren.
“Terakhir tahun 2023, kami diundang oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam acara Jabar Masagi,” kata Dodo seraya menyebut tim barongsai SLB Budi Utama terdiri dari 20 murid.
Pelatih PSBD Kelabang, Shandy Bernard Sianto mengungkapkan, dirinya antusias mendampingi murid SLB Budi Utama menekuni barongsai sejak 17 tahun lalu, karena kepedulian dan keyakinan jika keterbatasan yang ada dalam diri manusia, bukan berarti mematikan kreatifitasnya.
“Alhamdulillah, semangat siswa berlatih juga luar biasa. Mereka mau belajar dan terus belajar. Tak kenal putus asa,” tuturnya menutup perbincangan.
Barongsai PSBD Kelabang yang sempat pentas di Korsel dan Australia, telah mengharumkan nama Kota Cirebon serta Jawa Barat. Singa Mas dan SLB Budi Utama juga mampu membuktikan eksistensi barongsai. Tak semata sebagai hiburan tahunan, tetapi menjelma menjadi identitas keragaman budaya nusantara.
Penulis: Rona
DKIS Kota Cirebon