Awal Tahun, Pasokan Pangan di Kota Cirebon Aman

CIREBON – Di penghujung tahun, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita bersama dengan Walikota Cirebon, Nasrudin Azis, melakukan pengecekan harga komoditas pangan di pasar tradisional di Kota Cirebon.  Harga dan pasokan pangan hingga kini masih aman.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita dan Walikota Cirebon, Nasrudin Azis, pada Minggu, 31 Desember 2017, dan jajarannya mengunjungi Pasar Jagasatru, Kota Cirebon. Di pasar tersebut, Enggartiasto yang didampingi langsung oleh Nasrudin Azis, menanyakan satu persatu kepada pedagang harga sejumlah komoditas saat ini.

“Memang saya sengaja kesini. Pa Wali meminta saya untuk melihat kondisi harga di akhir tahun ini,” kata Enggartiasto.

Di akhir tahun dan pada perayaan tahun baru, banyak sekali turis yang berkunjung ke Cirebon, konsekuensinya konsumsi dari bahan pangan pun meningkat.

Dari hasil pantauan, untuk beras medium masih ada beras yang dijual dengan harga Rp 8.900.  Harga ini menurut Enggartiasto masih di bawah harga eceran tertinggi (HET).

“Harga gula pasir dan minyak goreng juga masih di bawah HET,” kata Enggartiasto.

Seperti diketahui, HET untuk minyak goreng yaitu 11 ribu/liter untuk kemasan sederhana dan Rp 12.500/kg untuk gula pasir. Untuk harga bawang merah, diakui Enggartiasto turun terlalu jauh.

“Kita sebenarnya ada patokan harga, namun ini disparitasnya terlalu jauh, “ kata Enggartiasto.

Karena itu Enggar mengungkapkan jika dirinya akan segera berkoordinasi dengan Menteri Pertanian (Mentan) dan menugaskan kepada Bulog untuk segera membeli bawang merah sesuai dengan harga yang ditetapkan.

Sedangkan untuk harga cabai menurut Enggar sangat pengaruhi oleh musim. “Tapi sekarang juga sudah mulai turun,” katanya. Dulu saat hujan masih tinggi, harga cabai merah dijual dengan harga Rp 45 ribu/kg  namun saat ini sudah dikisaran Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu/kg.

Sedangkan untuk telur ayam, diakui Enggar ada kenaikan harga yang cukup tinggi.  Dari pengakuan pemasok, cuaca mempengaruhi produksi telur ayam. Sehingga beberapa bulan ini terjadi penurunan produksi telur. Namun Enggartiasto mengaku dirinya sudah meminta kepada pemasok untuk segera menambah pasokan di pasar, sehingga harga telur ayam perlahan bisa turun. Yang terpenting, lanjut Enggar, pasokan pangan jelang dan di awal tahun dalam kondisi aman.

Sementara itu Walikota Cirebon, Nasrudin Azis, mengaku sangat mengerti apa yang dihadapi masyarakat Kota Cirebon menjelang perayaan hari besar. “Karena itu jauh-jauh hari saya sudah meminta kepada pak menteri agar segera dilakukan operasi pasar untuk menekan harga di pasaran,” kata Azis.

Dengan harga yang terjangkau, maka masyarakat di Kota Cirebon tidak akan dibebani dengan pengeluaran kebutuhan yang terlalu besar di setiap perayaann hari-hari besar.

Pada kesempatan itu, Menteri Perdagangan bersama dengan Walikota Cirebon juga meninjau pembangunan Pasar Drajat. Pasar Drajat dibangun dengan dana sebesar Rp 5,5 miliar atas permintaan dari Walikota Cirebon, Nasrudin Azis kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementrian Perdagangan. Pasar Drajat berkonsep pasar tradisional namun dengan wajah modern.

Diantara dilengakapi dengan sirkulasi udara dan drainase air yang memadai,  mushola, poliklinik, ruang ibu menyusui, pemotongan ayam, dan pembuangan sampah. Setiap tahunnya, Kementrian Perdagangan menargetkan revitalisasi dan renovasi pasar tradisional di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia sebanyak seribu buah. Ini berarti hingga 2019, sudah ada 5 ribu pasar tradisional yang direvitalisasi dan direnovasi.