Antisipasi Bencana Banjir, Pj Wali Kota Instruksikan DPUPR Lakukan Pengerukan Sungai

CIREBON – Jelang musim penghujan, Pj Wali Kota Cirebon Instruksikan DPUPR lakukan pengerukan sungai yang melintas di Kota Cirebon. Selain dengan alat berat, pengerukan sungai juga dilakukan dengan manual bersama dengan masyarakat.

Pj Wali Kota Cirebon, Dr. H. Dedi Taufik, mengungkapkan jika menjelang puncak musim hujan, Kota Cirebon menjadi salah satu daerah yang rawan diterjang banjir. “Karena itu, saya sudah instruksikan kepada DPUPR Kota Cirebon untuk melakukan pengerukan sejumlah sungai,” ungkap Dedi, Rabu, 05 Desember 2018. Pengerukan tersebut dilakukan bersama antara DPUPR Kota Cirebon dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya setelah dilakukan pengerukan sungai, Dedi meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga sungai. Tujuannya agar sungai tetap asri dan mampu menampung air dalam jumlah yang banyak.

Sementara itu Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Kota Cirebon, H. Syarif, S.Sos., menjelaskan jika hari ini, Rabu, 5 Desember 2018, mereka mulai melakukan pengerukan Sungai Cikalong yang ada di Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. “Pengerukan ini menggunakan peralatan berat bantuan dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jabar,” ungkap Syarif.

Pengerukan Sungai Cikalong yang dilakukan hari ini menurut Syarif merupakan pengerukan sungai keempat yang mereka lakukan. Ada tiga sungai sebelumnya sudah dikeruk menggunakan peralatan berat. Masing-masing sungai yang berada di kawasan Pilang Setrayasa, sungai di dekat PDAM, serta sungai banjir kanal. Kondisi sungai-sungai tersebut membutuhkan peralatan berat untuk pengerukannya. Sedangkan sungai-sungai lainnya, seperti sungai di kawasan Kalijaga, di Kusnan dan lainnya dilakukan secara manual oleh personil bidang SDA DPUPR Kota Cirebon bersama-sama dengan warga. “Pengerukan manual dilakukan hingga akhir tahun,” ungkap Syarif.

Diperlukannya peralatan berat untuk mengeruk sejumlah sungai besar menurut Syarif dikarenakan tidak memungkinkan untuk melakukan pengerukan secara manual. “Seperti di Sungai Cikalong ini, terjadi penyempitan badan sungai,” ungkap Syarif. Penyempitan badan sungai terjadi akibat tingkat sedimentasi yang cukup tinggi di pinggir sungai. Bahkan tidak hanya di pinggir sungai, kedalaman sungai juga berkurang akibat sedimentasi serta sampah-sampah masyarakat yang menumpuk di dalam sungai. Karena pengerukan Sungai Cikalong ini dilakukan sepanjang 500 hingga 600 meter dengan kedalam 1 meter. “Ini juga harus dibuatkan pagar agar warga tidak membuang sembarangan sampah ke dalam sungai,” ungkap Syarif.

Sungai Cikalong, lanjut Syarif, merupakan salah satu sungai yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Kondisi sungai sudah tidak mampu lagi menampung air dalam jumlah besar saat intensitas hujan turun dengan deras. Akhirnya, air meluap hingga merendam perumahan warga. Karenanya, Sungai Cikalong merupakan salah satu sungai yang mendesak untuk dikeruk.

Sementara itu Syamsudin, warga RW 18 Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, menyambut gembira pengerukan sungai yang ada di lingkungannya tersebut. “Sudah bertahun-tahun warga sini meminta agar sungai segera dikeruk,” ungkap Syamsudin di lokasi pengerukan Sungai Cikalong. Menyinggung sampah warga yang banyak terdapat di dalam sungai, Syamsudin meminta kepada pemerintah dan warga untuk bersama-sama menjaga kebersihan sungai kelak. “Jangan sampai nanti jadi tempat sampah lagi. Nanti sungai jadi sempit lagi,” ungkap Syamsudin.