9 RW Jadi Pilot Project Program Plastik Sulit

CIREBON – Sebanyak 9 Rukun Warga (RW) di Kota Cirebon menjadi titik pelaksanaan program plastik sulit. Pelaksanaan program ini mendapat dukungan dari Asian Development Bank (ADB).

“Saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada ADB yang sudah banyak membantu Kota Cirebon,” tutur Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati, usai menerima kunjungan kerja Vice President for Knowledge Management and Sustainable Development ADB di ruang kerja yang dilanjutkan dengan peninjauan ke RW 09 Kesunean, Kamis (21/10/2021). 

Sejumlah program yang didukung oleh ADB telah dilakukan di Kota Cirebon, salah satunya survei kemiskinan. Selanjutnya dalam waktu dekat, kolaborasi antara Pemda Kota Cirebon, Kementerian Lingkungan Hidup  dan ADB akan melakukan program plastik sulit.

Program ini, lanjut Eti, akan dilakukan di 9 RW di Kota Cirebon. Masing-masing 3 RW di Kesunean, 3 RW di Panjunan dan 3 RW di Cangkol. “Kalau ada tambahan lagi, nanti kita usulkan,” tutur Eti.  Kota Cirebon, lanjut Eti, dapat berbangga, karena program ini pertama kali dilakukan di Kota Cirebon. “Mudah-mudahan dapat menjadi pilot project untuk daerah lainnya,” tutur Eti.

Plastik merupakan polimer sintetis yang bersifat sulit terurai di alam. Untuk dapat terurai secara sempurna dibutuhkan waktu hampir ratusan tahun. Bila dibandingkan antara penggunaan plastik yang terus meningkat terhadap waktu yang dibutuhkan untuk terurai tentu dapat dibayangkan dampak penumpukan limbah plastik pada lingkungan. Untuk itu dibutuhkan penanganan sehingga sampah plastik dapat didaur ulang sehingga dapat bernilai ekonomi.

Sementara itu Vice President of Knowledge Management and Sustainable Development ADB, Bambang Susantono, menjelaskan ADB membantu dan bekerja sama untuk menangani sampah yang terintegrasi. “Disini masyarakat sendiri yang akan jadi motor penggerak dari program ini,” tutur Bambang. Saat ini, lanjut Bambang, mereka tengah melakukan survei pendahuluan sebelum masuk tahap implementasi atau pelaksanaannya. Program tersebut, lanjut Bambang bisa saja dilakukan multistakeholder atau melibatkan berbagai elemen untuk terlibat di dalamnya.